Sering Berbohong Bisa Jadi Penyakit, Benarkah?


Apakah kalian mengenal seseorang yang mempunyai kebiasaan berbohong? Ternyata berbohong tidak hanya memiliki dampak sosial, namun juga mememngaruhi kondisi kesehatan seseorang.

Kejujuran memang tidak selalu menyenangkan, namun mengatakan atau mendengarkan kebohongan justru lebih menyakitkan. Jika sesekali mungkin masih wajar. Namun, bagaimana jika kebiasaan bohong tersebut menjadi tindakan yang tidak disadari oleh orang tersebut? Apakah benar jika perkataan bohong mulai tidak disadari oleh orang tersebut maka bohong sudah menjadi penyakit pada orang tersebut? Yuk share pendapat kalian!

Dari segi kesehatan, berbohong dapat meningkatkan stres pada seseorang, ada beban emosional dan fisik yang dirasakan seorang pembohong. Apalagi, berbohong sering kali harus diikuti dengan kebohongan berikutnya. Sebuah studi lain menguatkan hal tersebut. Disebutkan bahwa seseorang yang berusaha berkata jujur, memiliki hubungan yang lebih baik dan makin sedikit mengalami gangguan kesehatan. Rupanya, perbaikan dalam hubungan dapat meningkatkan kondisi kesehatan. Dari segi lain, pikiran dan akalnya kurang sehat itu, imajinasinya juga ga bener karena ngga membayangkan saat dia berbohong, bagaimana kalau dia jadi korban yang dibohongi.
Summary

Penyakit Berbohong - dr. KA

Pseudologia fantastica atau mythomania adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kebiasaan suka berbohong. Umumnya, penderita tidak bisa mengendalikan kondisi yang dialaminya. Dengan kata lain, kebiasaan berbohong tersebut sulit dihentikan, sekalipun penderita ingin menghentikannya. Di samping itu, penderita juga kerap melakukan kebohongan tanpa alasan dan tujuan yang jelas. Alhasil, orang yang mengalami kondisi ini tidak memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, kekasih, ataupun teman. Penyakit suka berbohong ini diduga terjadi akibat kelainan otak bagian korteks prefrontal, yang merupakan area otak untuk pengambilan keputusan dan tingkah laku.

Ada beberapa penyebab yang memungkinkan penyakit mythomania bisa terjadi, di antaranya:

  • Kegagalan dalam hidup, misalnya masalah keluarga, pertemanan, percintaan, pendidikan, dan lain-lain.
  • Rendahnya harga diri. Hal ini terkait dengan penderita yang tidak bisa menerima kondisi dirinya sendiri.
  • Kurangnya kasih sayang.
Summary

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2995296/suka-berbohong-awas-penyakit-mythomania

Hampir setiap orang pernah berkata bohong ataupun dibohongi. Namun apabila kebiasaan berbohong ini sulit dihentikan, atau sudah menjadi bagian dari ciri kepribadian seseorang, maka sering berbohong ini merupakan salah satu ciri gangguan psikologis.

Ada beragam alasan seseorang berbohong, mulai dari menghindari perasaan tidak enak, merasa lebih dihargai, ataupun membuat orang lain merasa kagum. Ada pula jenis bohong yang sering kali disebut sebagai bohong untuk kebaikan (white lies). Secara umum, semua jenis kebohongan memiliki konsekuensi yang tidak baik.

Tanda-tanda Orang Berbohong

Seseorang yang berbohong dapat dikenali melalui ekspresi pada wajah yang tidak disadari. Ekspresi tersebut digerakkan oleh otot-otot yang berada di sekitar alis, dahi dan bibir.

Apakah sering berbohong bisa menjadi penyakit? Ya, sering berbohong dapat mengganggu kesehatan. Ternyata berbohong tidak hanya memiliki dampak sosial, namun juga memengaruhi kondisi kesehatan. Kebiasaan berbohong dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, kecanduan judi, dan juga risiko kanker serta obesitas.

Bagaimana hal itu terjadi? Hal ini disebabkan meningkatnya stres pada seseorang saat berbohong. Ada beban emosional dan fisik yang dirasakan seorang pembohong. Apalagi, berbohong sering kali harus diikuti dengan kebohongan berikutnya.

Menurut sumber yang say baca, secara medis ada beberapa hal yang diduga berperan dalam menyebabkan kenapa seseorang menjadi sering berbohong, seperti kelainan pada otak karena cedera fisik atau kelainan bawaan lahir. Ternyata berbohong tidak hanya memiliki dampak sosial, namun juga memengaruhi kondisi kesehatan

Secara psikologis, sering berbohong dapat menjadi salah satu penanda adanya gangguan mental, seperti gangguan kepribadian dan gangguan obsesif, bahkan psikopat. Peneliti menghubungkan, kebiasaan berbohong dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, kecanduan judi, dan juga risiko kanker serta obesitas. Selain itu, berbohong juga dapat menurunkan kualitas hubungan interpersonal dan kepuasan kerja. Hal ini disebabkan meningkatnya stres pada seseorang saat berbohong. Ada beban emosional dan fisik yang dirasakan seorang pembohong. Apalagi, berbohong sering kali harus diikuti dengan kebohongan berikutnya.
Sebuah studi lain menguatkan hal tersebut. Disebutkan bahwa seseorang yang berusaha berkata jujur, memiliki hubungan yang lebih baik dan makin sedikit mengalami gangguan kesehatan. Rupanya, perbaikan dalam hubungan dapat meningkatkan kondisi kesehatan.

Summary

Dampak Kebiasaan Berbohong terhadap Kesehatan - Alodokter