Mengapa tawuran masih sering terjadi?


Tawuran menjadi salah satu tindakan perilaku negatif yang sempat “tren” di kalangan pelajar tanah air. Meski jarang terdengar, sejatinya masalah ini tetap ada baik di desa maupun di kota. Hanya saja mungkin bentuknya yang sedikit berbeda. Jika di daerah pedesaan biasanya para pelaku tawuran melaksanakan aksinya di tempat yang lebih sepi, sedikit berbeda dengan yang terjadi di perkotaan.

Tawuran adalah aksi di mana sekelompok pelajar saling bertarung dengan kelompok pelajar lainnya. Biasanya kelompoknya terdiri dari jumlah yang banyak. Perkaranya pun kadang juga sepele, hanya saling ejek antarsiswa sekolah yang beda. Karena alasan harga diri atau tidak terima semacamnya, pertengkaran tidak dapat dihindari. Menurut youdics apa sih yang menyebabkan tawuran masih terjadi?

Ada beberapa faktor lain selain harga diri dari para siswa, yang pertama adalah kurangnya pengawasan guru. Biasanya siswa yang terlibat aksi tawuran itu adalah siswa yang bolos saat KBM sedang berlangsung. Yang kedua adalah peran Orang tua, karena mereka seharusnya memperhatikan lingkungan anaknya, seperti dengan siapa anaknya bergaul dan bermain, dan aspirasi sang anak tidak didengar orang tua sehingga mereka mencoba melampiaskannya dengan aksi premanisme.

1 Like

Saya respek dengan kegigihan siswa yang tidak ingin harga dirinya diinjak, tapi mungkin pelampiasannya yang kurang baik yaitu tawuran. Mungkin pelampiasannya seharusnya lebih ke hal yang positif, mungkin sparing futsal atau bidang akademik, sehingga tidak terlalu negatif yang ditimbulkan.

1 Like

Tawuran sering terjadi karena adanya provokator yang saling memanas-manasi keadaan. Dan juga emosi yang tidak terkontrol memicu hal tersebut. Tawuran pelajar juga sering terjadi karena saling mengejek satu sama lain dan kurangnya awasan dari orang tua.

1 Like