Mengapa stres bisa mengancam gigi dan mulut?

06-BERBAGI 10

Kondisi Anda yang stres bisa juga memicu gangguan gigi dan mulut. Perhatikan penyebabnya, karena itu bisa jadi masalah besar terjadi pada kesehatan Anda, terutama gigi dan mulut. apa saja sebabnya?

Menurut dokter gigi Carol Gomez Summerhays, DDS, stres biasanya mempengaruhi mood dan menyebabkan terjadinya pengabaian dalam menjaga kesehatan mulut, seperti menggosok gigi, flossing dan juga berkumur. Akibatnya, penyakit gigi dan gusi bisa mengancam Anda, Moms.

Beberapa gangguan yang timbul pada gigi dan mulut, jika terindikasi stres pada diri Anda:

Gigi Berlubang
Moms, masalah pada gigi dan mulut karena stres biasanya berakibat pada gigi berlubang. Penyebabnya adalah kecemasan yang terjadi membuat Anda banyak mengkonsumsi makanan dan minuman tidak sehat sehingga memicu gigi berlubang.

Lesi
Lesi atau sariawan (luka yang berisi cairan), lichen planus, dan sindrom mulut terbakar adalah sebagian kecil contoh lesi yang muncul saat stres. Turunnya kekebalan atau daya tahan tubuh berkontribusi di balik munculnya lesi tersebut. Moms wajib berhati-hati ketika mulai muncul sariawan. Bisa jadi itu pertanda bahwa terdapat masalah dengan mood Anda.

Gusi Berdarah
Fase stres di saat tak terduga meningkatkan resiko penyakit periodontal (gigi dan mulut) pada seseorang. Meningkatnya hormon kortisol saat stres akan melemahkan sistem imun, sehingga terdapat infeksi bakteri di dalam gusi. Moms, bakteri ini menyebabkan gusi berdarah karena plak dari bakteri itu telah terinfeksi.

Sindrom Mulut Kering
Selain gangguan pada gigi tercipta karena stres, bagian mulut juga menjadi masalah utama saat terjadi perubahan tingkat hormon. Sindrom mulut kering menjadi manifestasi utama yang disebabkan oleh stres. Air liur (Saliva) memiliki perlindungan ketika mulut mengering dan lembab. Tanpa perlindungan air liur, gangguan seperti gigi berlubang, bibir pecah-pecah atau infeksi jamur akan mudah sekali terjadi.

Dari kasus yang diakibatkan stres, kemungkinan besar sindrom mulut kering menjadi gangguan terburuk. Karena seseorang yang mengalami sindrom ini dapat merasakan susah makan, susah menelan, mengunyah, hingga berbicara.