Mengapa Orang Zaman Dulu Jarang Bercerai?

Belum-Menikah-dan-Lelahnya-Hidup-di-Usia-Menjelang-Kepala-Tiga

Mungkin kita sama sama menyadari bahwa orang-orang masa kini sepertinya lebih banyak yang mengalami kawin-cerai. Berbeda dengan orang zaman dulu, yang sepertinya tidak banyak yang bercerai. Orang zaman dulu lebih bisa mempertahankan pernikahan dibanding orang zaman sekarang.

Dan pernyataan ini tidak salah. Karena profesor psikologi sosial sekaligus penulis buku The All-Of-Nothing Marriage: How the Best Marriages Work , Eli Finkel, mengungkapkan bahwa hubungan masa kini sangat berat, dan 42 persen pernikahan berakhir dengan perceraian.

Apa yang menyebabkan hal tersebut? Utarakan pendapatmu di kolom komentar ya, Youdics!

1 Like

Menurutku zaman dahulu pernikahan dilaksankan karena sudah sama-sama matang dan mapan sehingga mereka siap untuk membangun rumah tangga bersama, walaupun begitu tidak jarang masyarakat dahulu ada yang menikah karena mementingkan kebutuhan ekonomi. Aku rasa zaman sekarang rentan perceraian karena banyak remaja yang menargetkan menikah muda, yang padahal belum tentu cukup dewasa secara finansial dan mental untuk melaksanakan rumah tangga sehingga terjadi perceraian. Pernikahan dini ada karena itu keinginan mereka, budaya, dijodohkan atau faktor lain diantaranya ekonomi. Lalu, adanya pergeseran nilai dan cara pandang dalam memandang pernikahan.

Referensi

Nofiana, Fita. 2018. Benarkah Pernikahan Zaman Sekarang Lebih Rentan Perceraian? Solusinya?. Benarkah Pernikahan Zaman Sekarang Lebih Rentan Perceraian? Solusinya? - Semua Halaman - Nakita Diakses pada tanggal 27 Agustus 2021.

Eli Finkel mengungkapkan bahwa itu karena kita secara umum bersifat terlalu idealis. Profesor yang mengajar di Northwestern University ini menjelaskan bahwa banyak pasangan yang berekspektasi berlebihan dalam hubungan cinta mereka.

Finkel menjelaskan mengapa pengertian kita tentang pernikahan telah banyak berubah seiring berjalannya waktu. Dan sebagian besar dari kita menuntut banyak hal dari pasangan kita lebih dari yang pernah kita lakukan sebelumnya. Ia yakin bahwa gaya hidup dan budaya zaman sekarang ikut membawa perubahan bagaimana orang melihat pernikahan dalam 100 tahun terakhir. Ada harapan tinggi dalam masyarakat masa kini bahwa pasangan mereka mengijinkan mereka untuk ‘tumbuh’, seperti mengejar karir meski menikah, melanjutkan sekolah meski ibu rumah tangga, tetap bekerja meski beranak dan lainnya.

Hal ini membuat banyak orang seakan mempercayakan pada pasangannya untuk mendapatkan kepuasan diri, memenangkan ego dan ambisius. Sayangnya, hal inilah yang memberi tekanan besar pada pernikahan. Itulah mengapa, ia menyarankan bahwa mengurangi ekspektasi dan sikap idealis akan mampu meningkatkan potensi bertahannya pernikahan. Finkel percaya bahwa tak ada salahnya salah satu orang dalam pernikahan mengurangi aktivitasnya, mengorbankan salah satu hal yang dianggap penting.

Referensi

Fimela. 2017. Bukti Penelitian, Pasangan Zaman Sekarang Lebih Sering Cerai, Ini Alasannya - Lifestyle Fimela.com Diakses pada tanggal 27 Agustus 2021.

Berdasarkan pandangan pribadi dan sumber yang aku baca, ada banyak hal yang membuat orang zaman dulu jarang bercerai, diantaranya adalah:

  • Pada umumnya orang zaman dulu tidak memiliki ekspetasi yang tinggi, dimana mereka menikah mau membangun rumah tangganya dari bawah sekalipun, berbeda dengan orang zaman sekarang yang menikah banyak pertimbangannya, salah satunya adalah “mapan”. Jika pernikahan mereka jauh dari ekspektasinya, mereka tidak sungkan untuk meminta cerai pada pasangannya.
  • Teknologi belum secanggih sekarang. Pada zaman dulu, mereka sangat menghargai waktu dan kebersamaan bersama pasangan. Jika terpisah oleh jarak, ingin berkomunikasi saja masih sulit, mereka harus menulis surat yang sampai ke tujuannya cukup memakan waktu. Selain itu juga tidak banyak godaan, karena sosial media belum ada, telepon genggam juga masih jarang yang punya, sehingga chance dan possibility untuk selingkuh bisa dibilang sangat kecil.
  • Orang zaman dulu beranggap bahwa perceraian merupakan sebuah aib yang dapat mencemarkan nama baik keluarga, sehingga mereka sebisa mungkin untuk menjaga kerukunan keluarganya ataupun bertahan dengan keadaan rumah tangganya.
  • Ingat anak dan keluarga. Orang zaman dulu sangat memikirkan dampak yang akan terjadi kepada anak dan keluarganya jika mereka memutuskan untuk bercerai, karena mereka tidak ingin melihat keluarga dan anaknya malu atas perceraiannya, serta mereka tidak ingin jika anaknya menderita, baik secara psikologi maupun finansial,
Referensi

Mengapa Perkawinan Jaman Dulu Awet? Ini Rahasianya! - Kompasiana.com
Ini Yang Jadi Penyebab Kenapa Banyak Orang Bercerai - Kelas Cinta

Jika kamu hidup di zaman sekarang, kamu mungkin menyadari bahwa orang-orang masa kini sepertinya lebih banyak yang mengalami kawin cerai. Berbeda dengan orang zaman dulu yang sepertinya tidak banyak yang bercerai. Orang zaman dulu sepertinya lebih bisa mempertahankan pernikahan dibanding orang zaman sekarang.

Ia yakin bahwa gaya hidup dan budaya zaman sekarang ikut membawa perubahan bagaimana orang melihat pernikahan dalam 100 tahun terakhir. Ada harapan tinggi dalam masyarakat masa kini bahwa pasangan mereka mengijinkan mereka untuk ‘tumbuh’, seperti mengejar karir meski menikah, melanjutkan sekolah meski ibu rumah tangga, tetap bekerja meski beranak dan lainnya.

Hal ini membuat banyak orang seakan mempercayakan pada pasangannya untuk mendapatkan kepuasan diri, memenangkan ego dan ambisius. Sayangnya, hal inilah yang memberi tekanan besar pada pernikahan.