Mengapa Kuku Mudah Patah?

Kuku panjang atau pendek tetap saja berisiko mudah patah. Entah karena pemakaian cat kuku, terbentur benda keras, atau ketika sedang membuka tutup botol. Sebenarnya, kuku normal tak akan sebegitu mudahnya rapuh. Lantas, mengapa kuku mudah patah?

1. Kurang asupan mineral dan vitamin
Kuku yang tipis dan lunak hingga mudah bengkok atau patah sering dikaitkan dengan kadar zync dan zat besi yang rendah dalam tubuh (anemia). Ketiga mineral ini memiliki peran penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang terkandung dalam sel darah merah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, termasuk ke dalam matriks kuku. Tanpa asupan mineral yang cukup, pertumbuhan kuku sehat pun akan terganggu.

Permukaan kuku yang berlekuk (nail pits) dan ujung yang mudah pecah, sering ditemukan pada pasien pengidap psoriasis. Selain itu, kurangnya asupan vitamin C, vitamin B kompleks, asam folat, dan kalsium adalah penyebab umum dari kuku kusam dan kering, serta mudah patah.

2. Sindrom jari tabuh
Selain itu, kurangnya asupan oksigen ke dalam matriks kuku juga dapat menyebabkan jari tabuh (clubbing nails), sebuah kondisi yang ditandai oleh permukaan kuku menjadi cembung dan melengkung, ujung kuku membulat tanpa sudut. Kurangnya kadar oksigen dalam jangka waktu panjang (hipoksia kronik), khususnya di perifer jari-jari, akan menstimulasi otak untuk melebarkan pembuluh darah dalam jemari. Kondisi jari tabuh ini bersifat permanen dan menunjukkan adanya kemungkinan penyakit paru dan jantung bawaan.

Selain akibat gangguan pada jantung dan paru, kelainan ini dapat juga disebabkan oleh gangguan saluran cerna (malabsorbsi, penyakit Chron, sirosis, sindroma hepatopulmoner sebagai komplikasi dari sirosis) atau hipertiroidisme.

3. Stres
Kuku tangan yang sehat pada umumnya tumbuh sekitar 1 milimeter per minggu (dua kali lipat lebih cepat dari kuku kaki) dan membutuhkan sekitar enam bulan untuk kuku sampai dapat tumbuh sepenuhnya dari dasar ke atas. Stres berat bisa mempercepat pertumbuhan kuku hingga mengalahkan kekuatannya. Selain itu, stres juga bisa memicu kebiasaan bawah sadar untuk menggaruk/menggosok ataupun menggigit kuku jari hingga menyebabkan bantal kuku terkikis. Akibatnya, kuku akan bergelombang dan rapuh saat tumbuh kembali.

Sumber: