Laki laki bersifat feminim, wajarkah?

Seorang laki-laki sering dianggap sebagai pelindung para wanita karena secara fisik lebih kuat, pemberani dan tangguh. Tapi, sebenarnya cukup banyak lelaki yang memiliki sifat tak kalah “kemayu” bila dibandingkan dengan wanita.

Laki laki feminim/kemayu ada karena banyak dari kita yang semakin lama semakin memahami keberadaan mereka ditengah kita. Dan juga adanya sifat feminis pada laki laki didasarkan pada sifat androgini, yaitu sifat dimana manusia memiliki sifat maskulin dan sifat feminis secara bersamaan. Artinya, setiap manusia yang ada selalu memiliki sifat maskulin dan feminis pada tubuhnya. Yang membedakan santara satu dengan yang lain hanya kadarnya.

Dari uraian tersebut, tentunya laki laki “kemayu” memiliki kadar sifat feminis melebihi kadar sifat maskulinitasnya. Perilaku, sikap, kesukaanya, gaya berpakaian, dll. cenderung mengarah ke arah wanita. Nah, menurut kalian, kenapa sih laki laki ada yang feminis alias “kemayu”?? Apakah hal tersebut wajar?? tuliskan opini kalian dikolom komentar yaa.

MENURUT ARGUMENTASI SAYA TERKAIT LAKI - LAKI BERSIFAT FEMINIM, WAJARKAH?

1. PENGERTIAN FEMINIM.

  • Sifat-sifat yang dimaksud biasanya adalah kelembutan, kesabaran, kebaikan, dll.
    feminitas terbentuk berdasarkan hasil rekonstruksi masyarakat yang membedakan fungsi dengan feminitas pada umumnya melekat dengan kaum perempuan, tetapi tidak jarang pula laki-laki memiliki sifat ini.

2. PEMAHAMAN TERKAIT LAKI - LAKI BERSIFAT FEMINIM.

  • “Makhluk yang memiliki sifat maskulin tersebut bertugas menyediakan pasokan makanan dan melindungi betina dari predator. Sementara yang betina karena ototnya kecil lebih cocok mengasuh. Model seperti ini yang fit dengan seleksi alam karena mudah bertahan hidup,” katanya.

  • Karena lebih kuat dalam bertahan hidup, mereka pun bisa meneruskan sifat-sifatnya kepada anak-anaknya.

  • Dokter yang menjadi staf pengajar di Jepang ini mengatakan, laki-laki dengan sifat feminin sejak dahulu sudah ada, hanya saja mereka tidak bisa bertahan hidup sehingga tidak bisa meneruskan sifatnya pada keturunannya. Kalau pun ada jumlahnya sangat sedikit.

REFERENSI

Amal, Siti Hidayati. “Beberapa Perspektif Feminis dalam Menganalisis Persoalan Wanita”_ dalam Kajian Wanita dalam Pembangunan. ed. T.O Ihromi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 1995.

Anshori, Dadang S. “Dari Feminis hingga Feminin; Potret Perempuan di Dunia Maskulin”, dalam Membincangkan Feminisme. Bandung: Pustaka Hidayah, 1997.