Kenapa para penjudi sulit untuk berhenti berjudi?

Di sekeliling kita pasti ada orang yang gemar berjudi atau sulit untuk berhenti berjudi. Tentu saja tak ada orang yang menyukai kekalahan bahkan bagi mereka yang gemar atau kecanduan berjudi tetapi tetap saja setelah kalah mereka terus bertaruh tanpa memikirkan kondisi keuangan yang ada. Jika seseorang kehilangan uang mungkin bisa sampai kehilangan pekerjaan atau rumah sebagai dampak dari berjudi. Bahkan beberapa orang mengakui bahwa mereka menipu keluarganya, teman dan orang lain hanya untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan dari berjudi. Bagaimana bisa rasa kepuasan tersebut melebihi pengorbanan mereka? Dan mengapa sulit bagi mereka untuk berhenti?

Dalam sebuah hasil penelitian, dikatakan bahwa seseorang yang memiliki masalah perjudian memiliki karakteristik kepribadian yang impulsif. Orang dengan masalah perjudian juga dikenal memiliki kecenderungan untuk mencari kepuasan secara instan, sehingga mereka lebih memilih hadiah kecil yang bisa langsung didapatkan dibandingkan hadiah besar yang tertunda (Oksanen et al., 2019). Sedangkan menurut saya pribadi, para penjudi kesulitan untuk berhenti disebabkan karena rendahnya pengendalian diri menyebabkan adanya dorongan yang tidak terkendali untuk memuaskan hasrat dan rasa penasaran mereka tentang hasil perjudian.

Perjudian juga dapat membuat seseorang menjadi kecanduan. Rasa kecanduan ini berasal dari otak yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam hal “menyukai” dan “menginginkan”. Rasa candu akan perjudian dapat membuat sistem “menyukai” dan “menginginkan” didalam otak seseorang tidak lagi berhubungan sehingga orang akan terus menerus melakukan perjudian untuk mendapatkan rasa kesenangan (Twumasi & Shergill, 2020). Selain itu, ketika mendapat hasil yang memuaskan otak menjadi lebih terpacu untuk menginginkan lebih dan lebih untuk mendapatkan hasil yang memuaskan (Burton, 2016).

Referensi:
Burton, L. (2016, June 23). Why Gambling is Addictive | Understanding the Science. https://www.highspeedtraining.co.uk/hub/why-is-gambling-addictive/
Oksanen, A., Sirola, A., Savolainen, I., & Kaakinen, M. (2019). Gambling patterns and associated risk and protective factors among Finnish young people. Nordic Studies on Alcohol and Drugs, 36(2), 161–176. https://doi.org/10.1177/1455072518779657
Twumasi, R., & Shergill, S. (2020, January 23). Problem gambling: Why do some people become addicted? - BBC News. Problem gambling: Why do some people become addicted? - BBC News

1 Like

Pelanggaran terhadap norma dan nilai yang berlaku di masyarakat dikenal dengan istilah penyimpangan sosial atau istilah yang sering digunakan dalam perspektif psikologi adalah patologi sosial. Penyimpangan sosial ini, memunculkan berbagai permasalahan kehidupan masyarakat yang selanjutnya dikenal dengan penyakit sosial. Setiap perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma akan disebut sebagai perilaku menyimpang dan setiap pelaku yang melakukan penyimpangan akan digambarkan sebagai penyimpang atau deviant (Siahaan, 2009). Norma sesungguhnya sangat penting dalam menjaga ketertiban. Norma dianggap sebagai budaya ideal atau sebagai harapan bagi individu dalam situasi tertentu. Salah satu bentuk prilaku menyimpang tersebut adalah judi. Judi merupakan kegiatan yang sudah muncul sejak beratus-ratus tahun yang lalu, dan begitu juga perjudian di Indonesia sudah mulai marak pada abad ke 19 namun perjudian di Indonesia merupakan hal yang melanggar norma, agama dan hukum negara. Judi merupakan pertaruhan dengan sengaja yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian kejadian yang tidak atau belum diketahui hasilnya (Kartono, 2009).

Faktanya, judi tidak terbukti dapat memperkaya seseorang, justru judi ini dapat memiskinkan orang, akan tetapi penggemar judi ini tidak pernah surut. Karakteristik individual penjudi togel yang diteliti oleh Wilasari (2003) diantaranya adalah orang-orang yang memiliki pemikiran irrasional tentang keinginan untuk memperoleh banyak uang dengan cara cepat dan mudah, memiliki ketergantungan pada kelompok dan memiliki rasa penasaran yang tinggi, kehidupan ekonomi yang belum mapan, dan pada umumnya tergolong pathological gambler. Jadi, faktor penting mengapa penjudi sangat sulit untuk berhenti adalah “bila menang ketagihan, bila kalah penasaran dan semakin ingin berjudi lagi”.

Referensi

Kartono, K. (2009). Patologi Sosial, Jilid 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wilasari, Y. (2003). Studi Pendahuluan: Karakteristik Individual Penjudi Togel. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.