Gigi Purba Berusia 9,7 Juta Tahun Ditemukan di Jerman Dapat Ubah Sejarah

Para peneliti Jerman menemukan sepasang gigi purba berusia 9,7 juta tahun yang berpotensi dapat mengubah sejarah asal mula manusia.

Museum Sejarah Alam di Mainz, Jerman pada Rabu (18/10/2017) mengumumkan hasil penemuan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Herbert Lutz. Gigi manusia purba tersebut ditemukan oleh para peneliti pada September tahun lalu saat mereka menggali kerikil dan pasir di sepanjang Sungai Proto-Rhine di dekat Eppelsheim, Jerman. Salah satu gigi adalah gigi geraham (molar), sementara yang lainnya adalah gigi taring.

Gigi taring berusia 9,7 juta tahun itu menyerupai yang ada pada “Lucy” yaitu kerangka spesies primata (Australopithecus afarensis) berusia 2 juta tahun yang terkait dengan manusia yang ditemukan di Ethiopia pada tahun 1974. Tim spesialis akan melakukan tes lanjutan pada gigi purba tersebut. “Mereka jelas gigi primata,” kata Herbert Lutz seperti dikutip oleh Deutsche Welle, Kamis (19/10/2017) dari situs Jerman Merkuris. Yang membuat penemuan tersebut menjadi lebih misterius, gigi tersebut tidak menyerupai spesies lain yang diketahui yang pernah ditemukan di Eropa atau Asia.

Gigi ini lebih tua sedikitnya 4 juta tahun dari kerangka-kerangka yang ditemukan di Afrika. “Karakteristik mereka menyerupai temuan Afrika yang empat sampai lima juta tahun lebih muda dari pada fosil yang digali di Eppelsheim. Ini adalah keberuntungan yang luar biasa, tapi juga merupakan misteri besar.” Dalam konferensi pers yang mengumumkan temuan tersebut, Walikota Mainz Michael Ebling mengklaim bahwa temuan tersebut akan memaksa para ilmuwan untuk mempertimbangkan kembali sejarah awal umat.

“Saya tidak ingin mendramatisirnya, tapi saya berhipotesis bahwa kita harus mulai menulis ulang sejarah umat manusia setelah hari ini,” kata Ebling. Arkeolog regional di negara bagian Rhineland-Palatinate Axel von Berg mengatakan kepada jaringan berita bahwa dia yakin temuan tersebut akan mendapat banyak perhatian. “Ini akan memukau para ahli,” katanya kepada harian Allgemeine Zeitung. Makalah pertama mengenai temuan tersebut diunggah di situs web Researchgate. Gigi tersebut masih diperiksa secara rinci, namun mulai akhir Oktober mereka akan dipamerkan di pameran negara Rhineland-Palatinate “vorZEITEN”, setelah itu mereka akan dipajang di Museum Sejarah Alam di Mainz menurut situs Die Welt