Gaya hidup digital, apakah baik untuk diterapkan?

kebiasaan-digital

Gaya hidup digital merupakan penggunaan teknologi digital untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Melalui perangkat smartphone , hampir semua kebutuhan hidup bisa dipenuhi. Dari makanan, pakaian, groceries, leisure, hingga transportasi. Gaya hidup digital ditunjang dengan berbagai aplikasi yang dapat dibagi menjadi 4 kategori, antara lain E-commerce (Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Blibli, JD.id), Digital Payment (OVO, Go-Pay, Dana, Link Aja), Layanan Berlangganan (Netflix, Spotify, Go-Jek, Grab, game online ), dan Media Sosial (Facebook, Twitter, Instagram). Dengan gaya hidup digital, kita bisa memenuhi kebutuhan dengan lebih mudah dan praktis. Cukup dengan menggunakan gadget dan konektivitas, semua bisa diselesaikan.

Meski mudah dan praktis, gaya hidup digital dapat membuat orang kecanduan dengan berbagai perangkat dan hiburan di dalamnya. Selain itu, bila kita memperhatikan baik-baik, gaya hidup digital justru bisa memicu kita untuk menjadi lebih boros.Tak jarang pula, kecanduan gaya hidup digital ini memengaruhi kehidupan sosial maupun ekonomi seseorang khususnya kaum millenial. Menurut kalian mengapa hal itu bisa terjadi ?

Gaya hidup digital saat ini sudah bagai makanan sehari - hari bagi masyarakat. Digitalisasi akan terus tumbuh kedepannya dan mau tidak mau setiap orang pasti akan ikut terjun didalamnya, karena jika mereka tidak mengikuti perkembangan digitalisasi pastinya akan ikut tertinggal. Menurut saya gaya hidup digital ini baik untuk diterapkan karena mengacu pada efektifitas dan efisiensi kegiatana seseorang, jika berbicara mengenai baik dan buruk maka kembali lagi hal tersebut tergantung dari individu nya masing - masing bagaimana ia mengatur intensitas dalam dunia digitalnya untuk memenuhi kebutuhan hidup nya.

Hal tersebut bisa terjadi karena tuntutan zaman, dimana sekarang sudah hampir melewati industri 4.0 dan sedang menuju industri 5.0. Menurut saya, gaya hidup digital ini sangat baik untuk diterapkan, walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang perlu di tanggapi dengan serius, misalnya dengan adanya budaya digital ini, banyak sekali pelanggaran-pelanggaran data pribadi, pelanggaran hak cipta. Selain itu juga, ketersediaan lapangan kerja juga semakin sedikit karena beberapa pekerjaan manusia sudah diambil alih oleh teknologi digital.

Namun, dibalik itu semua, ada banyak alasan kenapa saya setuju jika gaya hidup digital baik diterapkan. Dengan adanya digitalisasi ini, kita bisa mengefisienkan waktu, tenaga dan aktivitas secara optimal. Contohnya, ketika kita membeli barang di e-commerce, kita bisa berhemat tenaga, biaya (bensin) tanpa perlu mendatangi toko. Tidak perlu antri sampai menghabiskan waktu kita. Jadi, kita bisa menggunakan waktu tersebut untuk kegiatan lain. Selain itu, dengan adanya digitalisasi ini kita kaya akan informasi. Kita bisa mendapatkan informasi hanya lewat hp dengan google, penjadwalan zoom meeting. Tanpa perlu harus mendatangi perpustakaan, mendatangi narasumber di rumahnya, dll. Dan semua hal tersebut seharusnya sudah bisa kita terima dan kita bisa mulai mengubah pola hidup kita menjadi pola hidup digitalisasi.

Perihal dampak yang membuat orang kecanduan, memicu menjadi lebih boros itu dikembalikan kepada bagaimana individu tersebut merespon perubahan ini. Memang dengan digitalisasi, kita dimanjakan dengan semua fitur yang ada. Tetapi, kita tidak boleh terlena juga akan kenyamanan yang diberikan tersebut. Kita tetap harus mengontrol diri kita untuk tetap on the track mengikuti zaman dengan meminimalisir segala dampak negatif yang ditawarkan.