Filosofi : Gelas

image

Gelas tidak pernah menolak jika diisi dengan kopi pahit, air putih tawar, atau susu manis. Mau es teh manis di warteg, jus jeruk di rumah makan, atau wine di restoran. Semua mau diterimanya, karena memang begitulah semestinya gelas.

Layaknya gelas yang kosong, siap diisi apapun. Kalau sudah penuh, kosongkan dulu isinya baru diisi lagi.

Gelas juga menyimpan pesan untuk selalu menjaga kesehatan. Jangan lupa untuk minum air supaya tidak gampang jatuh sakit.

Mencuci gelas itu juga harus luar dan dalam. Kalau cuma mencuci luarnya, saat minum menggunakan gelas itu, bisa-bisa malah sakit. Karena itu gelas haruslah bersih di luar dan bersih di dalam.

Di dalam gelas tersimpan banyak ucapan dan pesan rasa sayang kita terhadap orang-orang yang kita kasihi untuk selalu menjaga kesehatan, tabah dalam hidup, dan selalu berbahagia apapun yang terjadi.

“Di saat si optimis dan si pesimis berdebat mengenai gelas yang setengah isi dan setengah kosong, si oportunis mengambil gelas tersebut dan meminum isinya.”

Ada lima macam sikap murid yang belajar kepada seorang guru. Kelima macam murid ini di ibaratkan dengan 5 macam gelas.

Gelas Pertama adalah perumpamaan sikap seorang murid yang ideal.

Gelas Kedua adalah gelas yang tertutup. Karena tertutup gelas ini tidak tidak dapat diisi dengan apapun. Gelas ini menggambarkan sikap seorang murid yang tidak mau menerima apapun kata-kata dari siapapun. Murid ini menganggap ajaran orang lain adalah salah, meskipun dirinya tidak tahu apa yang benar. Ia tidak mau menimbang dan merenungkan kata-kata orang lain.

Gelas Ketiga adalah gelas yang sudah penuh berisi air. Karena itu tidak dapat juga di isi dengan apapun. Gelas ini menggambarkan sikap seorang murid yang mau mendengar, tetapi karena di dalam dirinya sudah ada ajaran yang dia percaya pasti benar, maka ajaran yang baru tidak bisa masuk. Ajaran yang sudah ia dengar ini menghalangi dirinya untuk mau menimbang dan merenungkan kata-kata guru.

Gelas Keempat adalah gelas yang pecah. Karena itu sekalipun dapat diisi, gelas ini tidak bisa menampung air yang dituangkan kedalamnya. Gelas ini menggambarkan seorang murid yang tidak mampu mencerna ajaran. Karena itu, meskipun murid ini mau mendengar, mau merenungkan ajaran yang diterima, ada halangan yang membuat dirinya tidak mampu memahami ajaran. Entah itu halangan fisik, halangan mental, atau kebodohan.

Gelas Kelima adalah gelas yang berisi kotoran. Karena itu apapun yang dituangkan ke dalam gelas ini akan menjadi kotor. Gelas ini menggambarkan seorang murid yang punya sikap jahat. Jika murid ini bertemu dengan yang lebih pandai, ia akan menjadi iri. Kalau bertemu dengan yang lebih bodoh, ia akan menghina. Kalau bertemu dengan yang setara, ia menganggapnya sebagai pesaing. Murid seperti gelas ke lima adalah tipe orang yang paling dihindari oleh seorang guru. Jika ada murid seperti ini, guru yang bijaksana akan menjauh.

Marilah kita semua menjadi murid-murid seperti gelas yang pertama.