Fenomena Pamer Saldo Bahaya Ga Sih?

Siapa aja kayanya udah ga asing ya denger kalimat “Ganteng… Review Saldonya dong” di tiktok akhir-akhir ini Semua berlomba-lomba nunjukin isi saldonya yang punya nilai Fantasia. Fenomena kaya gini pernah kita rasain juga loh.

Inget ga zaman di mana orang-orang getol upload kepemilikan saham? Tujuannya mungkin serupa…
Tapi kenapa sih konyen pamer begini ko banyak yang buat ya?

Pakar media dari lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Nina Widyawati, mengatakan : “pada dasarnya manis itu suka pamer. Hal ini di sebabkan oleh indikator kesuksesan seseorang yang di ukur dengan Kepemilikan harta”

Dan ternyata ada dari sisi psikologisnya juga nih…

Menurut Alfath Megawati, Psikologi klinis Dewasa dari Tiga generasi mengatakan kalo ini soal “Rasa Ingin di cintai, di akui dan diterima oleh sekitar”

Maksudnya gimana?

Jadi gini…

Pada dasarnya manusia memang butuh penerimaan dan pengakuan supaya bisa mendapatkan rasa aman dan di hargai. Tapi kalo udah berlebihan justru bisa bahaya buat mentak. Makanya, kita juga perlu pihak nih!

Bisa juga di pacu dari kegelisahan atau khawatiran (insecurity) yang tinggi pada diri si pembuat konten. " Bisa di katakan bahwa mereka frustasi untuk dapat merasa di cintai sebagai diri mereka sendiri, apa adanya, dan tanpa syarat "
-Alfath Megawati Psikologi Klinis Dewasa

Apa ya Dampaknya?

Buat si pemilik konten :
Bisa ngundang pencuri, dapat temen yang ga tulus dan berhubungan jati diri.

Buat yang nonton:
“Ada orang yang dapat menerima tren tersebut dengan reaksi biasa, ada gang menjadi terbeban, ada yang menjadi iri atau bahkan tertekan”
-Psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto

Bahaya kan kalo gini?

Kalo pendapatmu tentang fenomena ini gimana?

2 Likes

Pamer saldo tabungan yang sekarang tren di media sosial melalui tantangan review saldo ATM dinilai bisa menimbulkan dampak buruk secara psikologis bagi masyarakat, apalagi di tengah kondisi sulit masa pandemi sekarang ini.“Ada orang yang dapat menerima tren tersebut dengan reaksi biasa, ada yang menjadi terbebani, dan ada yang menjadi iri atau bahkan tertekan,” kata psikolog dari Universitas Indonesia, A Kasandra Putranto.

Risiko yang bisa dialami masyarakat akibat tren itu bermacam-macam tergantung dari kondisi psikologis masing-masing orang. Namun yang jelas, tren itu bisa menimbulkan berbagai efek bagi masyarakat. Media sosial dan aktivitas di dalamnya sangat berdampak besar bagi kesehatan mental seseorang. Dari tren tersebut banyak orang yang jadinya merasa minder dan insecure terhadap kepemilikan orang lain.

Pamer saldo ditinjau dari bahaya atau tidaknya, menurutku sangat bahaya. Mungkin seseorang yang pamer memerlihatkan nominal saldonya bisa menimbulkan kemungkinan kejahatan kepada orang tersebut. Sementara kepada masyarakat yang menonton sendiri akan menimbulkan rasa iri dan dengki, bahkan ekstremnya merasa hidup tidak adil. Menurtku tren ini banyak tidak memberi manfaat.

Menurut saya ada kemungkinan berbahaya, karena jaman sekarang yang teknologi sudah semakin canggih maka akan semakin dimudahkan juga untuk para hacker melacak dari identitas-identitas seorang yang sedang pamer saldo tersebut. Karena masih kemungkinan, lebih baik menghindari trend tersebut. Karena kejahatan bisa datang dari mana saja dan dalam bentuk apa saja.

Menurutku berbahaya, sekarang banyak kejahatan dengan berbagai cara salah satunya dari informasi digital jangankan dicuri nyawa juga bisa jadi incaran orang yang tergiur melihatnya.

Pengamat IT sekaligus Chief Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah mengatakan pamer saldo ini tergantung dari detail informasi yang ditampilkan.

“Kalau dipublikasikan saldonya saja, akan masuk ke dalam daftar calon korban bagi pelaku yang mencuri dana tersebut. Apalagi kalau jumlah saldonya sangat besar, otomatis akan mengundang segala jenis kejahatan yang memungkinkan uang tersebut dicuri,” kata dia, Senin (9/8/2021).

Kemudian jika yang dipamerkan tercantum informasi seperti nama bank, nomor rekening, saldo, nama lengkap maka ini akan menjadi target empuk pelaku kejahatan siber.

“Karena data tersebut akan digabung dengan data hasil open source intelligence (OSINT) akan memungkinkan nasabah menjadi korban pembobolan rekening secara high tech ,” jelasnya.

Referensi

Ramai Pamer Saldo di Medsos, Waspada Kejahatan yang Mengintai!