Ciuman bibir yang membawa penyakit

ciuman bibir yang membawa penyakit

Berciuman bibir dengan orang yang disayangi memang mendatangkan banyak manfaat psikologis dan kesehatan, tetapi berciuman bibir dengan orang yang sedang terinfeksi penyakit dapat membuatmu ikut terkena penyakit yang sama.

Lewat penelitian, ditemukan bahwa pasangan yang sering berciuman ternyata memiliki tipe bakteri yang sama terkandung di dalam air liurnya. Hasil ini membuktikan bahwa saat berciuman, terjadilah saling transfer bakteri antara kedua orang. Di satu sisi, ada yang menyebut bahwa transfer bakteri ini baik karena justru dapat membantu seseorang membangun sistem kekebalan tubuh. Meski demikian, teori ini belum terbukti secara medis.
Faktanya, sebagian jenis penyakit memang dapat lebih mudah menular dibandingkan penyakit lain. Bakteri dan virus dalam darah dan air liur penyebab suatu penyakit dapat menular ke pasangan saat berciuman. Ini dia 8 penyakit yang dapat ditularkan melalui ciuman bibir.

Hepatitis B
Selain pada darah dan air mani, virus hepatitis B juga terdapat pada air liur. Saat berciuman, virus ini dapat menular jika air liur yang terinfeksi mengenai selaput lendir (mukosa) atau pembuluh darah orang lain. Selaput lendir ini melapisi berbagai rongga tubuh termasuk mulut dan hidung. Selain itu, hepatitis B akan lebih mudah menular jika saat berciuman, pasangan mengalami luka terbuka pada mulut atau di sekitar mulut, atau jika salah satu pasangan mengenakan kawat gigi.

Infeksi saluran pernapasan atas atau pilek
Pilek dapat tertular melalui kontak langsung dengan virus lewat udara atau dalam cairan seperti dahak atau ingus orang yang terinfeksi. Berciuman membuat orang terpapar virus ini dengan mudah.

Demam kelenjar akibat infeksi mononukleosis
Penyakit yang berasal dari infeksi virus Epstein-Barr ini disebut juga dengan penyakit ciuman atau mononukleosis. Penyakit ini dikenali dengan gejala-gejala berupa tenggorokan terasa panas, sakit kepala, demam, dan nyeri di seluruh tubuh, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan ketiak.
Sebenarnya banyak orang sudah terpapar virus Epstein-Barr ini di masa kecil, tetapi penyakit ini umumnya tidak terdeteksi pada anak kecil. Gejala-gejala di atas sering dialami oleh orang dewasa. Mereka yang sudah terpapar kemudian akan membawa virus ini seumur hidup mereka. Bagi orang yang sudah pernah mengalami gejala penyakit ini, kemungkinan tidak akan mengalami gejala serupa lagi karena tubuhnya sudah membentuk antibodi.
Meski umumnya tidak mendatangkan bahaya serius, tapi mononukleosis dapat mendatangkan komplikasi buruk, seperti pembesaran limpa, gangguan hati, anemia, penyakit jantung, atau komplikasi pada sistem saraf. Komplikasi ini umumnya berisiko terjadi pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.

Infeksi herpes
Herpes genital muncul karena infeksi herpes simplex virus (HSV) yang umumnya dikenal dalam dua jenis, yaitu tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2 (HSV-2). HSV 1 inilah yang umumnya dapat ditularkan dari mulut ke mulut sehingga menyebabkan herpes oral, yaitu infeksi pada mulut dan bibir. Virus herpes simpleks penyebab infeksi ini dapat tersebar jika seseorang berciuman dengan pengidap, terutama jika terdapat luka melepuh pada pengidapnya, bahkan jika luka itu telah sembuh.

Cacar air
Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Meski umumnya terjadi pada anak, tapi kondisi ini juga dapat menjadi lebih buruk jika menyerang orang dewasa, terutama yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini diawali dengan demam, kemudian muncul ruam seperti lepuh yang gatal di seluruh tubuh. Namun cacar air paling menular saat belum muncul ruam. Virus ini dapat tersebar melalui kontak langsung, seperti berciuman atau dari aliran udara yang dihirup.

Kutil
Kutil disebabkan oleh virus HPV yang dikenal memiliki 100 jenis. Salah satu jenis kutil yang tumbuh di sekitar hidung dan mulut adalah kutil filiform yang berbentuk kecil dengan warna yang sama dengan warna kulit. Terdapat juga kutil kelamin yang selain terdapat pada vagina atau leher rahim, juga bisa muncul pada lidah, mulut, tenggorokan, atau bibir. Kutil pada mulut ini dapat menular terutama ketika terdapat area yang terluka pada mulut.

Penyakit-penyakit yang disebabkan bakteri meningokokus
Bakteri meningokokus dapat menyebabkan meningitis dan septikemia. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang. Sedangkan septikemia dikenal juga dengan sebutan keracunan darah atau infeksi darah yang serius. Kondisi ini terjadi ketika infeksi bakteri masuk ke pembuluh darah. Jika tidak segera ditangani, septikemia dapat berkembang menjadi komplikasi berbahaya yang disebut dengan sepsis. Sepsis adalah peradangan seluruh tubuh yang dapat menyebabkan pembekuan darah dan terblokirnya oksigen menuju organ vital.

Gigi berlubang
Penelitian menyatakan bahwa bakteri penyebab gigi berlubang ternyata tidak ditemukan pada bayi yang baru lahir. Tanpa kehadiran bakteri yang bernama Streptococcus mutans ini di dalam mulut, apa pun yang dikonsumsi manusia kemungkinan tidak akan mengakibatkan gigi berlubang. Bakteri ini diduga ditularkan melalui air liur yang terinfeksi dan terpapar melalui ciuman bibir.

Kabar baiknya, penyakit serius akibat ciuman bibir seperti di atas sebenarnya sangat jarang terjadi. Kondisi-kondisi di atas umumnya tidak terjadi pada ciuman intim pertama atau yang dilakukan sesekali. Ciuman bibir yang dilakukan hingga jauh ke dalam rongga mulut adalah yang paling berisiko menularkan bakteri.

Meski demikian, bukan berarti kamu dilarang berciuman dengan pasangan. Setidaknya, kita bisa mengurangi risiko penularan penyakit dengan cara-cara yang sehat, seperti selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut serta upayakan untuk menghindari menciumnya jika bibirnya sedang sakit. Selain itu, jangan lupa untuk membentengi diri dengan imunisasi untuk menghindari risiko tertular cacar air dan hepatitis.