Menurut Oxford Dictionary, catcalling didefinisikan sebagai siulan, panggilan dan komentar yang bersifat seksual dari seorang laki-laki kepada perempuan yang lewat dihadapannya. Catcalling akan berkembang menjadi street harassment, yakni bentuk pelecehan seksual yang dilakukan di tempat umum. Sayangnya, catcalling sering dianggap lumrah oleh sebagian orang terutama di Indonesia. Padahal, pelecehan seksual jenis ini bisa menjadi berat karena setiap kata-kata godaan yang keluar dari mulut pria memiliki arti tersembunyi. Meskipun masuk ke dalam kategori pelecehan seksual, namun pelaku catcalling belum bisa ditindak secara hukum. Hingga saat ini hukum pelecehan seksual di Indonesia masih fokus pada pelecehan seksual secara fisik saja.
Jadi, bagaimana tanggapan kalian tentang catcalling? pernahkah kalian menjadi korban?
jika pernah, hal apa yang kalian lakukan sebagai bentuk perlawanan?
Menurut pendapat pribadi saya Catcalling adalah tindakan yang salah karena bisa menyebabkan gangguan mental korban. menurut : Pelecehan verbal seperti catcalling ini lebih berdampak pada kondisi psikologis korbannya. Hal ini dikarenakan korban catcalling dapat merasa tidak nyaman, tidak dihargai, merasa jijik dalam waktu yang bersamaan dan ketakutan yang berlebihan bahkan trauma.
Dampak yang paling diwaspadai adalah memicu terjadinya gangguan pada mental seperti:
Menurunnya harga diri dan kepercayaan diri
Perasaan ketakutan terhadap orang lain
Mudah marah
4.Timbul bayangan masa lalu
5.Timbulnya perasaan terhina
6.Tidak berdaya
Menurunnya motivasi dan produktivitas karena adanya perasaan atau timbulnya pembatasan gerak akibat dari ketakutan untuk bepergian keluar
Hilangnya rasa nyaman dan aman ketika beraktivitas
Sebuah studi di Norwegia menyebutkan bahwa catcalling dapat meningkatkan potensi gangguan pada mental seseorang. Mulai dari timbulnya depresi, kecemasan berlebihan, rendah diri dan citra negatif terhadap tubuhnya. Dampak yang lebih parah dapat menimbulkan perubahan perilaku seperti gangguan tidur, gangguan makan dan timbulnya kecenderungan untuk bunuh diri. http://www.rsjlawang.com/news/detail/563/catcalling-picu-gangguan-mental-jangan-diamkan-dan-lawan
Menurut pendapat saya, ‘ Catcalling ’ bisa dikategorikan ‘salah’ dan tidak seharusnya dilakukan, karena seringkali ‘ catcalling ’ memicu beberapa dampak yang kurang baik, seperti mengagetkan korban catcalling ‘karena terkadang catcalling dilakukan di jalan saat kita sedang berkendara’ yang tentu saja, hal tersebut bisa berakibat fatal misalnya terjadi kecelakaan dan lainnya. Kemudian, rasa tidak nyaman yang malah berujung pada pandangan tidak baik pada si pelaku ‘ catcalling’ . Tidak semua korban catcalling termasuk kedalam orang yang acuh, cuek, atau bahkan mereka yang malah merasa senang saat di catcalling (karna merasa dapat sapaan dan lainnya).
Seperti saya, misalnya, saya sangat tidak nyaman jika dijalan mendapatkan perlakukan demikian, bagi saya kurang sopan dan kurang memiliki attitude yang baik, jika memang ingin menyapa, bukankah ada kalimat-kalimat atau kata-kata yang lebih enak didengar untuk itu?, jika hanya iseng, maka jangan pernah merasa marah saat orang yang di ‘catcalling’ akan membalas dengan marah, seperti kamu yang tidak memikirkan perasaan orang lain, maka jangan harap kamupun diperlakukan baik oleh orang lain.
Oleh karena itu bagi saya, yang rasanya cukup sering mendapatkan perlakuan ‘catcalling’ tersebut, rasanya saya justru ingin marah kepada si pemberi ‘catcalling ’, dan mengatakan bahwa hal tersebut sangat ‘menjijikan’ terdengar ditelinga saya, akan tetapi memang ini merupakan salah satu PR bagi kita untuk mengedukasi mereka (bukan hanya tentang berteriak dan mengatakantidak baik), mesikup itu akan sangat sulit, terlebih saya yang tinggal di wilayah yang cukup bisa dikatakan ‘pedesaan’ sehingga rasanya, mereka perlu mendapatkan edukasi yang lebih lebih lagi, yang tentu itu bukan ranah saya, dan saya tidak bisa membuat hal lebih selain diam dengaan harapan mereka lelah karena di abaikan. Itu menurut saya dengan bekal pengalaman saya sendiri, yang tentu akan berbeda dengan beberapa youdics lainnya.
Semoga kedepannya mereka punya jalan untuk lebih memahami apa itu ‘menghargai satu sama lain’ dan mendapatkan jalan untuk dapay be;ajar lebih lagi tentang baik buruknya suatu tindakan kepada sesama.
IMELDA dari Never Okay Project, platform bercerita secara anonim bagi para penyintas pelecehan seksual di tempat kerja, berbagi informasinya tentang dampak pelecehan seksual dan cara mengatasinya.
Rasa malu dan tidak percaya diri *
Akibat pelecehan secara verbal, korban bisa mengalami rasa malu dan tidak percaya diri karena kata-kata yang dilontarkan pelaku merendahkan korban.
Tidak dapat bergerak bebas di ruang publik *
Para korban merasa selalu akan mendapatkan perlakuan atau tanggapan yang tidak menyenangkan, akhirnya korban memilih menjadi pasif dan memendam energinya.
Berkurangnya rasa aman *
Korban takut untuk berjalan di keramaian, menjadi parno saat melihat sekumpulan lelaki atau perempuan bahkan sampai berbalik arah untuk menghindarinya. Selalu waswas jika pergi keluar rumah sendiri. Semua ini bisa sangat menghambat aktivitas seseorang.
Timbul gangguan kesehatan mental *
Korban pelecehan yang takut melawan karena berbagai alasan, biasanya memendam kekesalannya dan berdampak pada kesehatan mental seperti gelisah, stres, hingga trauma bahkan depresi.
Kesehatan fisik menurun *
Pelecehan yang melibatkan kekerasan fisik bisa menyebabkan luka dan memar pada tubuh korban.
