Benarkah minat menonton televisi generasi milenial kian berkurang?

20210813_174838_0000

Kaum milenial mengkonsumsi berita dan informasi dengan cara yang berbeda dari generasi sebelumnya. Sebagian besar menerima berita dan informasi melalui gabungan saluran televisi, YouTube, Instagram, media digital, surat kabar, radio, dan lain-lain. Jika ada konten menarik, generasi milenial Indonesia akan membuka Google untuk mencari topik dan kemungkinan besar akan memilih tautan pencarian pop-up yang bersumber dari saluran media digital terkemuka.

Survey IDN Research Institute menunjukkan 89% milenial di Indonesia pada masih menonton televisi, lalu diikuti video online, seperti di Youtube dan Instagram dengan persentase 46%.
Namun, tentu kita juga sering mendengar baik di media sosial maupun dari pembicaraan langsung dengan teman-teman bahwa tontonan televisi saat ini semakin tidak menarik, sehingga banyak yang beralih dari televisi.

Nah, kalian sendiri masih tertarik menonton televisi atau tidak? Lalu, apa alasannya?

Sumber
Indonesian Milenial Report 2020

1 Like

benar sekali, minat generasi milenial terhadap tayangan televisi sudah mulai berkurang karena perkembangan teknologi dan jaman yang sangat pesat. banyak sekali hiburan yang bisa didapatkan hanya dengan menggunakan smartphone. saat ini generasi Remaja sudah tidak lagi menganggap televisi sebagai kebutuhan utama, televisi bukan menjadi pilihan utama bagi kalangan remaja untuk mendapatkan informasi ataupun hiburan, tetapi mereka masih menggunakannya dalam beberapa kesempatan untuk mendapatkan informasi atau hiburan,

Summary

D. Y. Pratama, I. M. Iqbal, and N. A. Tarigan, “295628-Makna-Televisi-Bagi-Generasi-Z-75404670,” vol. 4, no. 1, pp. 88–103, 2019.

1 Like

Kalau aku sendiri, aku sudah tidak terlalu tertarik ya untuk menonton tv. Selain karena menonton tv harus menyesuaikan jam tayang di tv, konten dalam tv sudah disediakan dalam youtube. Artinya, kita bisa menonton ulang siaran di tv sesuka kita mau jam berapapun, mau kapanpun dari youtube. Karena menurut aku, kelebihan yang bisa dilihat secara fleksibel menjadi poin utama diera sekarang ya, terutama jika dilihat dari sudut pandang milenial. Tapi memang ada beberapa program yang hanya bisa dilihat di tv, tidak akan disiarkan lagi di youtube.

Selain itu, acara tv sekarang sudah tidak semenarik dulu jaman generasi milenial masih anak-anak. Banyak film atau acara tv yang dulu menarik, sekarang dihapus dan diganti dengan tayangan berupa gosip, tayangan ulang dari youtube. Padahal kita bisa melilhat itu semua lewat youtube sesuai dengan jam longgar yang kita punya.

1 Like

Ya benar sekali, sekarang ini bisa dibilang kalau minat menonton televisi generasi milenial kian berkurang. Dan setuju dengan pendapat kak @jimmywijanto, dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat, generasi milenial banyak yang beralih untuk mencari hiburan lain dari menonton televisi, misalnya saja lebih senang untuk bermain game online, youtube-an, menonton film atau series secara streaming melalui situs online seperti viu, netflix, telegram, dll. Setuju juga dengan pendapat kak @Nofita_Mahfudiyah , acara di TV sekarang sudah banyak yang kurang menarik bila dibandingkan dengan acara-acara TV sebelumnya, menonton TV juga perlu menyesuaikan jam tayang, dan juga menurutku banyak kesela iklan, sehingga waktu yang terbuang lebih banyak.

2 Likes

Secara umum aku setuju sama pendapat temen-temen di atas bahwa memang minat generasi milenial untuk menonton televisi semakin menurun dan bahkan menurun drastis. Kalau aku tarik kesimpulan dari pendapat temen temen di atas yang sesuai dengan Haqqu dan Ersyad (2020), menurunnya minat generasi milenial untuk menonton televisi disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen yang saat ini lebih meminati layanan hiburan berbasis ­ on demand , seperti video on demand (Youtube, Netflix, Tiktok, Instagram, dan sebagainya) serta audio on demand (Podcast). Layanan berbasis on demand memiliki keunggulan dibandingkan dengan hiburan konvensional, yaitu konsumen atau pengguna dapat dengan bebas memilih sendiri program apa yang ingin ditonton sesuai dengan kemauannya saat itu juga. Dengan demikian, pengguna tidak perlu lagi harus menunggu waktu tayang program yang ingin mereka tonton. Hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan konsep siaran televisi yang menggunakan sistem jadwal siaran.

Selain perbedaan konsep layanan, ada berbagai hal yang mendukung menurunnya minat generasi milenial untuk menonton televisi seperti kualitas program yang tidak sesuai harapan konsumen, terlalu banyak iklan, kecepatan update yang kalah jika dibandingkan dengan media sosial, dan malah sekarang banyak juga program televisi yang menayangkan cuplikan video-video yang ada di media sosial seperti Tiktok dan Instagram yang sudah kita tonton sebelumnya.

Namun, aku sendiri terkadang masih menonton televisi sehingga belum bisa dibilang benar-benar terlepas dari televisi. Aku pasti menonton televisi saat jadwal olahraga favoritku ditayangkan seperti sepakbola dan balapan. Menurutku, program olahraga tersebut masih belum dapat digantikan oleh layanan on demand di internet karena akan dikenakan biaya langganan yang harganya tidak murah sedangkan di televisi aku masih bisa menikmatinya dengan gratis dan tidak macet karena buffering .

Oleh karena itu, menurutku televisi masih memiliki keunggulannya sendiri sehingga masih berpotensi untuk kembali diminati oleh generasi milenial. Ini semua tergantung kebijakan para pengelolanya untuk menarik minat pasar meskipun aku tahu ini sulit untuk dilaksanakan.

Sumber

Haqqu, R., & Ersyad, F. A. (2020). Eksistensi media televisi era digital di kalangan remaja. Dinamika Sosial Budaya, 22(1), 38-44.

2 Likes