Banyak fenomena bocil epep yang meresahkan. Benarkah sebaiknya anak tidak diperbolehkan main game online?

Seperti halnya fashion, setiap mainan ada zamannya juga. Kalau generasi yang lalu masih bermain kelereng, petak umpet dan permainan tradisional lainnya, generasi Z saat ini adalah native digital yang gamenya pun serba digital. Memang banyak pro kontra tentang mana permainan yang lebih baik. Di satu pihak memang permainan tradisional unggul di bidang motorik dan sosial, tapi permainan digital juga banyak melatih otak, meskipun memang cenderung menimbulkan adiksi.

Tapi terlepas dari itu semua, saat ini muncul fenomena bocil epep (kalau ada yang belum kenal istilah ini, bocil epep merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak usia SD hingga awal remaja yang bermain game bernama free fire) yang diperbincangkan di media sosial akibat perilakunya. Kasus yang melibatkan bocil epep ini beragam. Mulai dari sujud free style, top up game jutaan, hingga nekat menjual motor demi bertemu dengan teman bermain gamenya.

Yang menjadi pertanyaan, apakah perilaku tersebut semata-mata karena game yang dimainkan? Kalau memang akibat game, apakah sebaiknya anak-anak tidak diperbolehkan bermain game online?

2 Likes

Hal ini tidak terlepas dari tanggung jawab orang tua dalam pengawasan terhadap anak. Orang tua seharusnya membatasi waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media apa pun. Ini termasuk bermain game di computer, tablet maupun smartphone . Menggunakan media tidak seharusnya mengganggu waktu tidur atau membuat anak jadi jarang bergerak. Jadi orang tua harus menetapkan batasan agar game online tidak mengganggu sekolah dan aktivitas fisik yang dibutuhkan anak setiap hari.

Selain itu, pengawasan orangtua saat anak bermain game online juga bisa dilakukan dengan turut serta bermain game tersebut dengan anak. Tujuannya untuk melindungi dan membimbing anak dengan lebih baik di media online . Banyak orang tua prihatin dengan apa yang dilakukan anak-anak mereka saat bermain game online , tetapi tidak semua tahu persis apa yang mereka lakukan saat bermain game. Untuk mengajarkan perilaku yang benar, orangtua perlu mengetahui apa arti game online , dan ini mungkin memerlukan partisipasi mereka di dunia tersebut.

Tidak seperti aplikasi yang dimainkan di perangkat seluler, game online juga melibatkan banyak interaksi dengan pemain lain. Ini dapat membantu mengembangkan keterampilan kerja tim dan pemecahan masalah, karena banyak permainan menawarkan tantangan yang hanya dapat ditaklukkan melalui bantuan orang lain. Mendalami dunia game dapat memberi orangtua pandangan yang lebih berbeda tentang apa yang dilakukan anak-anak mereka di internet. Orangtua yang secara teratur terlibat dengan aktivitas online anak-anak mereka cenderung mengetahui cara berpikir anak dengan melihat cara anak dalam melakukan penyelesaian masalah melalui game online .

1 Like

Bocil epep wkwk :rofl:
Tidak usah jauh-jauh sepupu saya yang masih bocil saja mereka sangat paham dengan game online, yang paling rame disinggung sih epep hehe. Saya rasa sih ini hal yang wajar karena zaman semakin maju, mungkin jika kita dahulu sudah ada game online seperti itu pasti kita juga akan mengikuti arus zaman yang ada.

Tapi yang perlu menjadi perhatian saya rasa anak-anak kecil zaman sekarang ini terlalu asik dengan handphone dan malah minim interaksi ngobrol dengan sesama temannya. Ini yang sangat disayangkan, yang seharusnya mereka bisa bersenang-senang dengan teman dihalang dengan game online.

Terus bolehkan bocil main game online ?
Mungkin jika saya menjadi orang tua saya akan memperbolehkan namun dengan beberapa syarat yaitu usai sesuai dan ada batasan bermain. Anak tetap bisa mengikuti zaman namun tidak tergantungan bahkan candu dengan game online.

Sepakat sekali dengan pendapat ini, sebagai orang tua harus selalu memantau apapun yang dilakukan anak dibawah umur.