Bahaya tindik mulut !

Bila selama ini daun telinga adalah bagian tubuh yang lazim ditindik, maka kini tindik di sekitar mulut seperti bibir, lidah menjadi tren.

Tak mengherankan bila kita melihat saat ini banyak kaum muda dan remaja memiliki cincin, giwang, atau pin di bagian-bagian tersebut. Sesungguhnya, tindik adalah menjadi gaya hidup sejak zaman dahulu kala, seperti Suku Aztec, orang-orang di Afrika, India, dan Suku Dayak di Tanah Air.

Sebelum melakukan tindik mulut, pastikan orang yang melakukan penusukan adalah orang yang profesional di bidang tindik. Studio atau tempat yang menawarkan tindikan harus memiliki peralatan yang bersih, dan bebas kuman.

Pasalnya, peralatan seperti jarum yang tak steril akan berisiko menyebarkan kuman dan virus ke tubuh seseorang, seperti hepatitis, HIV.

Penusukan biasanya dilakukan tanpa anestesi. Orang yang menindik harus memeriksa area atau lokasi yang akan ditindik. Harus dipastikan apakah lokasi memiliki pembuluh darah atau saraf.

Kemudian, lokasi yang akan ditusuk diberi tanda. Daerah ini kemudian dijepit, untuk mengurangi suplai darah ke daerah tersebut, sehingga mengurangi rasa sakit dan perdarahan ketika jarum tajam dimasukkan ke daerah yang akan ditindik.

Segera setelah ditindik, mungkin mengalami rasa sakit dan pembengkakan. Perhiasan awal yang dilekatkan biasanya lebih panjang untuk mencegah tertelan. Setelah masa penyembuhan, kira-kira 2-3 bulan, perhiasan awal akan diganti dengan yang lebih pendek.