Bagaimana memanajemen risiko ' Over Budget ' dalam sebuah startup ?

Di indonesia sudah banyak startup bertebaran , dan memang sudah tidak asing didengar bagi orang-orang dengan usia menengah alias muda . Startup sendiri ialah sebuah perusahaan yang memiliki tingkat pembangunan & pengembangan. Dalam pendiriannya , memang tidak semua startup harus mengeluarkan dana yang besar apalagi untuk membuat sebuah kantor sendiri . Namun tidak dapat dipungkiri dalam startup tersebut memang memerlukan sebuah Budget .

Seseorang yang dari kalangan biasa saja sebenarnya bisa membuat sebuah startup dengan pendanaan seadanya , karena kunci dari pembangunan startup ialah Skill & Pengetahuan . Tapi , seiring waktu berjalan seorang pendiri startup akan memerlukan pasokan dana misalnya untuk pengembangan teknologi di ekosistem startup nya . Bagaimana atau langkah apasih yang harus diambil agar sebuah startup tidak terjadi ’ Over Budget ’ ketika ingin mengembangkan sebuah teknologi ?

Over Budget ialah ketika budget yang telah di tentukan dan disusun pada daftar rencana ketika di implementasikan hasilnya tidak sesuai dengan yang telah disusun alias budget yang diperlukan jauh di atas ekspektasi yang sudah direncanakan , sehingga over budget terjadi . Setiap pendiri startup tidak ada yang menginginkan hal tersebut terjadi , namun risiko over budget ketika sedang dalam proses pembuatan maupun pengembangan start startup tetap akan ada meski hanya sebagian kecil .

Anggaran dalam sebuah startup project tentunya harus benar benar dihitung dan perlunya dibuat kan grafik perkembangan sebuah anggaran agar anggaran tidak melwati batas maksimal yang telah ditentukan , seperti contoh membuat budgeting performance

Performance-to-Budget

Gambar dari https://www.projectorpsa.com

Dikutip dari dari sebuah blog factorfunding.com mengungkapkan mengapa over budget dalam sebuah startup dapat terjadi , yakni :

  1. Tidak ada yang bertanggung jawab untuk anggaran / pendanaan . Mereka yang membangun dan merencakan sebuah anggaran secara spesifik tetap tidak akan berguna jika tidak ada yang bertanggung jawab didalamnya .

  2. Projek menyeret waktu yang lebih lama dari yang sudah di tentukan . Semakin lama projek itu selesai maka uang pun akan semakin banyak terpakai.

  3. Bisnis / Startup gagal dalam menetapkan batasan lingkup proyek nya (Project Scope) . Maksudnya ialah project yang seharusnya dapat berfokus di salah satu objek yang telah direncakana , alih alih malah menjadi 2 objek yang malah di kerjakan . Alhasil mau tidak mau harus mengeluarkan anggaran yang lebih .

Dari 3 faktor diatas tentunya sudah mewakili mengapa over budget dapat terjadi . Namun dari risiko tersebut terdapat manajemen risiko over budget , yaitu :

  • Pastikan ruang lingkup proyek dapat terdefinisi dengan baik dan setiap orang memahami dan melakukan tugas nya masing-masing .

  • Memiliki rencana yang dapat menanggulangi masalah saat itu terjadi

  • Menggunakan software project manjemen atau perangkat lunak yang dapat mendukung untuk melacak kemajuan sebuah projek dengan hati-hati .

  • Tingkatkan komunikasi setiap orang didalamnya untuk mengurangi miskom antar divisi atau per-orangan dengan pekerjaan yang berbeda tentunya .

Dari solusi diatas , diharapkan manajemen risiko terhadap over budget dalam sebuah startup dapat di memperkecil peluang terjadinya risiko tersebut , dan manajer projek pun harus dapat menanggulangi ketika masalah tersebut terjadi secara serius .

Sumber :