Apakah adil jika seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan yang besar dibandingkan dengan orang orang yang berusaha?

pengemis kaya

Seperti halnya yang telah kita ketahui, biasanya penghasilan para pengemis lebih besar dibanding orang biasa yang berusaha keras. seperti halnya pengemis di persimpangan lampu merah, bisa dihitung berapa kali dan banyak kendaraan berhenti tiap harinya

1 Like

Tidak adil, namun yang namanya rezeki sudah ada yang ngatur. Yang terpenting adalah manfaat yang dapat diambil dari peekerjaan yang dilakukan. Kalo mengemis apa ada manfaat bagi phidupnya kelak?

Mungkin, pengemis bisa jadi berpenghasilan lebih besar, tetapi bagi orang-orang yang masih ingin berusaha, apakah berniat jadi pengemis? Secara penghasilan bisa aja emang lebih besar, tetapi secara martabat hidup, jelas lebih tinggi orang-orang yang masih berusaha keras dan menghindari ‘mengemis’.

Terus, gini deh, daripada mikiri adil-ga adilnya, apa ada orang yang dengan ikhlas ataupun bangga lahir batin menjadi pengemis? Mengemis adalah pilihan orang-orang yang saya pikir sudah ‘menyerah’ untuk berusaha. Mungkin bagi mereka, tidak ada pilihan lain lagi selain mengemis untuk bertahan hidup. Rezeki sudah diatur Tuhan. Jadi, bersyukurlah kita jika masih merasa ingin dan mampu untuk berusaha hidup dengan cukup tanpa perlu mengemis.

Pada dasarnya saya nggak setuju sih dengan pengemis yang seolah-olah dijadikan sebagai profesi. Miris juga elihat orang yang secara fisik masih mampu untuk bekerja dan mencari pekerjaan yang ebih layak, tetapi malah memilih untuk menjadi pengemis. Di satu sisi mungkin ya karena sebagian mereka sudah tidak mampu mencari pekerjaan dengan kondisi fisik yang terbatas pula. Namun di sisi lain memang menjadi pengemis ini sangat effortless, tinggal diam saja di pinggir jalan dengan baju compng camping bisa mendapatkan uang. Apalagi yang udah pangkalannya di depan ATM, aduhh kadang sebel banget kalo ada pengemis yang ngasih amplop dengan bertuliskan “butuh uang untuk makan” di depan ATM. Tau banget deh kalo itu tempat yang strategis untuk mendapatkan uang yang lebih.

Sebenarnya dari pihak dinas sosial pun sudah sering menegur mereka dan memberikan tawaran untuk diberdayakan, namun banyak pengemis yang tidak mau dikarenakan menurut mereka dengan mengemis bisa mendapatka uang yang lebih banyak daripada ikut dengan dinas sosial. Jangan heran juga ya mungkin dari para pengemis tesebut sudah ada yang punya motor dan rumah yang layak… orang yang sudah bekerja saja bisa jadi belum bisa membeli kendaraan sendiri. Kalau ditanyak adil kah atau tidak, pastinya ini tidak adil dan terjadi penyimpangan di sini. Secara tidak langsung budaya meminta-minta juga menjadi contoh buruk bagi generasi ke depannya.

Walaupun jelas kondisi seperti ini adalah kondisi yang sangat tidak adil, sebagai manusia yang masih memiliki kemampuan untuk berusaha dan bekerja, jangan pernah bandingkan posisi diri kita dengan yang lain. Kalau kita sibuk memikirkan bahwa enak ya jadi pengemis nggak perlu membutuhkan tenaga yang besar, maka fokus kita akan terkungkung disitu dan akhirnyabmembuang buang waktu. Mending kita menyibukkan diri mengasah potensi diri, kreativitas diri, untuk bisnis ke depannya. Saya yakin rezeki masing-masing sudah ada yang atur. Kembali kepada kita menjemput rezeki ini dengan cara yang diridhoi Tuhan ataukah tidak.