Apakah ada keterkaitan penggunaan sosial media dengan kesehatan mental?

bc9a8115-b9f2-49e4-84c0-1a3f96913b7c_169

Media sosial hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja. Di satu sisi keberadaan media sosial dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan komunikasi, berteman, mengejar bidang minat, dan berbagi pemikiran dan ide. Namun, penggunaan terus-menerus dari platform ini juga dapat memiliki dampak negatif, terutama pada kesehatan mental.

Media sosial memiliki dampak negatif pada remaja termasuk risiko penyakit mental. National Institute of Mental Health melaporkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja usia 18–25 tahun. Survei Pew Research Center tahun 2018 tentang remaja Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa satu dari enam remaja telah mengalami setidaknya satu dari enam bentuk perilaku penganiayaan online mulai dari ancaman fisik, rumor palsu, dsb.

Menurut kalian, sebagai pengguna media sosial, apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mental sembari bermain sosial media?

Referensi

Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mental sembari bermain sosial media adalah:

  1. Choose kindness : Gunakan media sosial untuk kebaikan, dengan berbagi konten dan pesan yang positif. Jika melihat atau menerima pesan atau konten yang dianggap sebagai intimidasi atau pelecehan, dapat dilakukan dengan memblokir dan melaporkannya. Kata-kata penting, dan penting untuk memikirkan dengan hati-hati tentang apa yang dibagikan.
  2. Gunakan platform dan sumber daya online untuk membantu mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan mental yang baik. : Dapat membantu mengembangkan rasa identitas dan diri, tetap terhubung dan saling mendukung satu dengan yang lain.
  3. Protect yourself and others online : Menjaga diri dari orang yang dapat berdampak buruk bagi diri sendiri. Menjaga privasi yang memang tidak perlu untuk orang lain tau.
  4. Avoid doomscrolling : media sosial dan konten online memengaruhi emosi, pikiran, atau tindakan seseorang. Yang dapat dilakukan adalh dengan menonaktifkan atau membatasi konten dari akun yang tidak membuat merasa baik

References: Five tips to maintain your mental health while using social media

Menurut Falakhi (2021) dalam artikel yang berjudul Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental, media sosial dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seperti depresi. Hal ini bisa terjadi karena pengguna media sosial sering membandinkan dirinya terhadap pengguna lain. Dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, muncul rasa iri, dan kecewa karena menganggap pengguna lain lebih dari kita.

Referensi
Falakhi, Muchammad Naufal. (2021, Februari 23). Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental. Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Penggunaan media sosial memang mempengaruhi kesehatan mental, berikut adalah cara menjaga kesehatan mental dalam bermain media sosial, yaitu:

  1. Batasi waktu dan tempat penggunaan media sosial

Mulailah untuk mengurangi bermain ponsel saat sedang bermain atau berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, nikmatilah quality time yang ada. Begitu juga saat sudah waktunya makan, tidur, bekerja dan belajar. Karena kamu hidup di dunia nyata bukan di dunia maya.

  1. Terapkan periode detoks

Beberapa riset menemukan bahwa lima hari hingga sepekan tanpa penggunaan Facebook dapat menurunkan tingkat stres dan justru meningkatkan kepuasan hidup. Pun demikian dengan penerapan detoks berupa penggunaan media sosial seperti Facebook dan Instagram yang hanya selama 10 menit per hari selama tiga minggu yang ternyata berdampak pada menurunnya rasa kesepian dan depresi. Kamu yang terbiasa menggunakan media sosial mungkin akan merasa sulit untuk memulainya. Namun, manfaat detoks ini senilai dengan kesehatan mentalmu. Lagi pula, ada banyak hal produktif lain yang dapat kamu lakukan dalam kehidupan nyata, bukan?

  1. Berinteraksi dalam dunia nyata

Mengucapkan selamat kepada sepupumu yang baru saja melahirkan via DM Instagram bukan hal yang salah kok. Namun, pastikan kamu pun datang berkunjung di kehidupan nyata selagi memungkinkan. Jangan sampai kamu hanya mampu bermanis-manis dan aktif di media sosial, tetapi justru berlaku sebaliknya di kehidupan nyata.

  1. Berdiskusi jujur dengan diri sendiri

Tak banyak yang benar-benar menyadari bahwa media sosial menjadi tempat pelarian saat kondisi sedang tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti contoh, kamu mungkin secara autopilot akan membuka Instagram saat sedang suntuk dengan pekerjaan dan tanpa sadar menghabiskan waktu 20 menit berikutnya melihat-lihat ‘kehidupan’ orang lain di platform tersebut. Atau boleh jadi, untuk mengatasi rasa kecanggungan atau ketidaknyamanan saat berkomunikasi dengan seseorang, kamu sengaja memilih media sosial sebagai pelarian.

  1. Amati perasaan yang kamu alami

Lakukan percobaan ini terhadap diri sendiri, bandingkan perasaan yang kamu rasakan saat online di salah satu media sosial dalam kurun waktu yang berbeda. Seperti contoh, amati perasaanmu setelah online di Instagram selama 10 menit dan 30 menit. Mana yang membuatmu jadi lebih stres atau justru lebih baik?

  1. ‘Beberes’ akun

Di awal-awal dulu, kamu mungkin tak memperhatikan siapa yang menjadi teman atau di kontak following media sosialmu. Boleh jadi, ada pula beberapa aku yang dulunya menghibur, mengedukasi, atau membuatmu merasa lebih baik, tetapi kini tak lagi memberi dampak yang demikian. Tak ada salahnya kamu mengambil tindakan stop following, unfriend, mute , dan sebagainya. Akunmu, aturanmu. Selektiflah dalam memilih dan memilah lingkaran sosialmu di dunia maya untuk menjaga kesehatan mentalmu dalam kondisi yang baik.

Pada dasarnya, media sosial bukanlah sumber utama penyebab terganggunya kesehatan mental, melainkan kurang bijaknya penggunaan yang dilakukan. Bagaimanapun, toh media sosial merupakan benda mati yang tak akan memberi dampak apa pun bila kamu tak mengoperasikannya, bukan?

Referensi

Salfatira, S. (2020). Ini 6 Cara Ampuh Menjaga Kesehatan Mental dari Media Sosial, Coba deh! Diakses pada 10 September 2021.