Apa yang dimaksud dengan Kewirausahaan?

Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan

Kewirausahaan adalah pengejaran solusi, satu fokus tanpa henti untuk menyelesaikan masalah atau melakukan sesuatu yang secara drastis berbeda dari yang dilakukan hari ini." - Blake Hutchinson, CEO dan pakar bisnis kecil di Flippa.

1 Like

Kewirausahaan merupakan petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan sesuatu pekerjaan tertentu, dan pencipta yang menjual hasil hasil ciptaannya (Hendro, 2011). Selain itu, menurut Saiman (2009) kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan sendiri dan atau kemampuan sendiri. Kemudian menurut Lambing & Kuehl dalam (Hendro, 2011) kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan dapat dinikmati oleh orang banyak.

Menurut Kasmir (2006), kewirausahaan adalah suatu kemampuan menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan dan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi dari yang sudah ada sebelumnya. Kemampuan berwirausaha yang kreatif dan inovatif dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006). Peluang sukses di masa depan dapat diraih apabila seorang wirausaha benar-benar memanfaatkan peluang dengan baik dan mempunyai disiplin diri. Sedangkan menurut Zimmerer (2006) Kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang yang dihadapi. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah, sedangkan inovasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan kreativitas untuk memecahkan masalah dan peluang untuk meningkatkan kekayaan hidup.

Stoner dalam Jamal Ma’mur Asmani (2011) menyatakan bahwa pada dasarnya kewirausahaan bergerak dari kebutuhan dasar manusia untuk berprestasi. Dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan memiliki andil dalam membentuk manusia untuk berkarya dan berfikir kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru untuk menjadi seorang inovator dan kreatifator. Kewirausahaan dibentuk pada diri seseorang melalui pendidikan atau pelatihan. Pendidikan atau pelatihan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran konsep dan skill untuk mengenali peluang-peluang yang orang lain tidak mampu melihatnya. Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi: pengambilan inisiatif dan mengorganisasi untuk mengubah sumber daya terhadap resiko dan kegagalan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mampu menghadapi masalah dan memanfaatkan peluang.

Esensi kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.

Manfaat dan Tujuan Kewirausahaan


Menurut Rusdiana (2012), manfaat yang dapat diperoleh melalui berwirausaha adalah:

  1. Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki. Banyak wirausaha yang berhasil mengelola usahanya karena menjadikan keterampilan/hobinya menjadi pekerjaannya.
  2. Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha kita memiliki kesempatan untuk berperan bagi masyarakat dengan menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat.
  3. Dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha. Kesuksesan dan ketidaksuksesan seseorang dalam karier sangat bergantung pada motivasi untuk menjalankan kariernya.

Menurut Basrowi (2011), tujuan kewirausahaan adalah:

  1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas
  2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kesejahteraan masyarakat.
  3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat.
  4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh

Sasaran dan Asas Kewirausahaan


Menurut Basrowi (2011), kewirausahaan memiliki asas dan sasaran yang akan dicapai.Sasaran kewirausahaan adalah sebagai berikut:

  1. Para generasi muda pada umumnya anak-anak sekolah, anak putus sekolah dan calon wirausaha.
  2. Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil dan koperasi
  3. Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha BUMN, organisasi dan kelompok-kelompok masyarakat.

Asas kewirausahaan adalah sebagai berikut:

  1. Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan bisnis yang sehat
  2. Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif
  3. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan serta keberanian mengambil risiko bisnis.
Referensi
  1. Astiti, Y W. 2014. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Dan Keterampilan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

  2. Noviantoro, Galih. 2017. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Menurut Salim Siagian (1995) mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil risiko, kreatifitas, dan inovasi serta kemampuan manajemen.

Pengertian kewirausahaan ini sebagai suatu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan atau masyarakat yang dalam konteks penelitian ini adalah pengguna perpustakaan.

Dalam Instruksi Presiden RI nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995, kewirausahaan didefinisikan sebagai semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Asas Kewirausahaan


Dalam Instruksi Presiden RI nomor 4 tahun 1995 kewirausahaan menganut asas pokok antara lain:

  1. Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian.

  2. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis termasuk keberanian mengambil risiko usaha.

  3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.

  4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun, dan produktif.

  5. Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan etika bisnis yang sehat.

Tipe Kegiatan dalam Kewirausahaan


Sedangkan menurut Char dalam Herlina (2005) mengatakan ada beberapa tipe kegiatan dalam kewirausahaan, yaitu:

  1. Memperkenalkan layanan baru atau produk yang unggul dalam kualitas atau harga kemudiaan menyediakan layanannya.

  2. Menciptakan sebuah layanan baru.

  3. Memperkenalkan layanan atau sistem yang meningkatkan produktifitas atau pembuat keputusan.

  4. Membuka pasar baru.

  5. Mencipatkan materi baru, proses menufaktur atau metodologi untuk memproduksi suatu produk atau layanan.

  6. Menciptakan organisasi baru.

Watak dan Sifat seorang Wirausaha


Menurut Geffrey G. Meredith (1996), terdapat watak dan sifat yang dimiliki oleh seorang wirausaha, sifat itu antara lain:

  1. Percaya diri, yang tercermin dalam keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimis.

  2. Berorientasi pada tugas dan keberhasilan yang tercermin dalam kebutuhan untuk berprestasi, orientasi keuntungan, ketekunan dan ketabahan, tekat kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan inisiatif.

  3. Pengambilan risiko yang tercermin dalam kemampuan untuk mengambil risiko yang moderat dan suka tantangan.

  4. Kepemimpinan yang tercermin dalam perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, dan menaggapi saran dan kritik.

  5. Keorisinilan yang tercermin dalam bentuk inovatif dan kreatif serta fleksibel;

  6. Berorientasi ke masa depan yang tercermin dalam bentuk watak padangan ke depan.

Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, bahwasanya ; “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Masykur Wiratmo dalam buku Pengantar Kewiraswastaan Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis mengungkapkan definisi kewirausahaan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul risiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa finansial dan kepuasan pribadi.

Kewirausahaan dalam pandangan Islam merupakan aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu‟amalah, yaitu masalah yang berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan tetap akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Karakteristik Kewirausahaan


Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer terdapat delapan karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

  1. Rasa tanggung jawab (desire for responbility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

  2. Memiliki risiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

  3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to success), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.

  4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya unsur timbal balik dengan segera, ingin cepat berhasil.

  5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

  6. Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.

  7. Memiliki kemampuan berorganisasi (skill at organization), yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

  8. Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.

Sedangkan, menurut By Grave, karakteristik wirausahawan meliputi 10 D, sebagai berikut :

  1. Dream, yaitu seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.

  2. Decisiveness, yaitu seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan.

  3. Doers, yaitu seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin dan tidak menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnnya.

  4. Determination, yaitu seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.

  5. Dedication, yaitu seorang wirausaha dedikasi terhadap bisnisnya sangat tinggi.

  6. Devotion, yaitu mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkan.

  7. Details, yaitu seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.

  8. Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya, bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain.

  9. Dollars, seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan karena uang.

  10. Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang kepercayaannya yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.

Ciputra memperkenalkan siklus belajar entrepreneurship yang memiliki lima fase, yaitu fase exploring, planning, producing, fase communicating atau marketing, dan fase reflecting.

  1. Fase exploring, adalah fase mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, yaitu dengan melakukan penelitian atau pengamatan terhadap peluang pasar.

  2. Planning, yaitu fase membuat perencanaan dengan mencurahkan ide dan gagasan peserta didik. Peserta didik praktik langsung membuat rencana dan menciptakan sistem kerja dengan memerhatikan hasil exploring.

  3. Producing, yaitu fase menimbulkan manfaat atau faedah baru. Pada tahap ini, peserta didik berinovasi dengan membuat penemuan baru, pengembangan, atau sintesis, juga berlatih untuk mengelola konsekuensi buruk (risiko) yang akan dihadapi.

  4. Fase communicating atau marketing, yaitu fase melakukan sosialisasi untuk menarik minat pelanggan atas produk/jasa yang telah dibuat. Caranya dengan melakukan promosi ke masyarakat.

  5. Fase reflecting, yaitu fase untuk mencari sisi kelebihan dan kerugian atas proses yang telah dilewati dan mengambil kesimpulan, dengan mengevaluasi dari awal kegiatan sampai hasil yang diperoleh.

Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan tahun 1990-an. Saat-saat sebelumnya yang banyak digunakan adalah istilah kewiraswastawan dan enterpreunership.

Istilah kewirausahaan dianggap lebih pas untuk dipandankan dengan istilah enterpreunership daripada istilah kewiraswastawan yang lebih cenderung diartikan bersangkutan dengan kepengusahaan bisnis, serta segala aktivitas yang non-pemerintah.

Berikut adalah beberapa definisi dan pendapat para ahli mengenai kewirausahaan :

  1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha yang diberi awalan kedan akhiran -an yang bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai pengertian abstrak, yaitu hal-hal yang bersangkutan dengan wirausaha. Lebih lanjut jika wira diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai kegiatan bisnis yang komersial maupun yang non bisnis dan non komersial, maka kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan bisnis atau non bisnis (cara mandiri).

  2. Peter F. Drucker (2006)
    Ability to create the new and different (kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda).

  3. Thomas W. Zimmerer (Suryana 2006)
    Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.

  4. Robbin & Coulter (2007)
    Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan.

  5. Suryana (2006)
    Kewirausahan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengambangan teknologi baru, menemukan cara baru untuk menghasilakan barang dan jasa yang lebih efisien, memperbaiki barang dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Bisa juga disimpulkan bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.