Apa saja dampak pencabutan semua gigi bagian atas?

06-BERBAGI 10

Pencabutan gigi bagian atas apalagi semuanya, pasti akan memiliki dampak yang tidak kecil bagi gigi. apa saja dampaknya?

Pencabutan gigi sesungguhnya merupakan prosedur yang relatif aman, selama dilakukan atas indikasi medis yang tepat dan oleh tenaga medis yang kompeten. Ada banyak alasan yang mendasari mengapa gigi perlu dicabut, di antaranya bila gigi mengalami infeksi, impaksi (bertumpuk), gigi bungsu, gangguan pada rahang, gangguan sinus, atau terjadi gangguan periodontal yang cukup serius. Tergantung dari kondisi giginya, sebelum pencabutan gigi, dokter umumnya akan memeriksa kesehatan gigi dan mulut Anda secara keseluruhan, atau juga menyarankan Anda menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti tes laboratorium atau foto rontgen panoramik, guna menilai adakah kondisi yang perlu dilakukan penanganan khusus sebelum, saat, atau seusai cabut gigi dilakukan. Dengan cara ini, risiko komplikasi serius pasca cabut gigi umumnya bisa dihindari.

Beberapa komplikasi yang bisa muncul (meski jarang) pasca cabut gigi di antaranya yakni:

  • Perdarahan; umumnya akan berhenti dalam kurang dari 48 jam pasca cabut gigi, namun bisa juga berlangsung lebih lama, misalnya pada gigi yang mengalami infeksi, atau orang dengan riwayat kelainan pembekuan darah
  • Infeksi; kondisi ini bisa ditandai dengan munculnya nanah, nyeri, pembengkakan, demam, dan/ atau bau mulut yang tidak sedap di mulut pasca cabut gigi, untuk meminimalisasi risiko ini, dokter umumnya akan meresepkan antibiotik pasca cabut gigi
  • Dry socket (alveolar osteitis); penyebabnya adalah terlepasnya bekuan darah pasca cabut gigi yang meninggalkan rongga kosong di bekas lokasi cabut gigi yang terasa nyeri dan membuat luka gagal menutup

Di antara kemungkinan-kemungkinan komplikasi di atas, yang sesuai dengan pertanyaan Anda mungkin yang ketiga, yakni dry socket. Akibat luka bekas cabut gigi yang gagal menutup, maka rongga kosong di bekas cabut gigi bisa membuat tulang dan syaraf sekitarnya tidak terlindungi. Hal ini bisa menyebabkan Anda merasakan nyeri yang sangat hebat atau justru kebas (mati rasa). Tergantung dari tatalaksana yang diberikan, kondisi ini bisa berlangsung sementara, atau bisa juga bersifat permanen. Kondisi ini bisa terjadi bahkan bila Anda hanya melakukan pencabutan 1 gigi sekalipun.

Saran kami, Anda berkonsultasi langsung dengan dokter gigi terkait kondisi gigi dan mulut Anda. Melalui evaluasi fisik menyeluruh, dokter nanti dapat menentukan apakah benar perlu dilakukan pencabutan nyaris seluruh gigi depan Anda, atau tidak. Pada beberapa kasus, bila masih ditemukan sisa akar gigi yang cukup, maka penambalan gigi umumnya akan lebih dipertimbangkan dibandingkan dengan cabut gigi, kecuali bila memang ada indikasi yang mengharuskannya (sebagaimana disebutkan di atas). Pertimbangan tentu dilakukan dengan memperhatikan mana yang manfaatnya lebih baik bagi pasien, apakah dengan mencabut gigi atau mempertahankannya. Namun, bilapun benar perlu dilakukan cabut gigi, maka prosedur pencabutan gigi tentu akan dokter lakukan dengan pertimbangan yang matang dan dengan prosedur yang tepat guna mencegah risiko komplikasi berbahaya.