Bagaimana cara hewan luwak/Musang berkembang biak?

Musang atau Luwak sering dianggap sebagai hama dan mendapat predikat tidak baik, yaitu sebagai pencuri Ayam. Populasi Musang kini terancam punah, baik karena perburuan oleh manusia maupun karena ekosistem yang tak lagi mendukung mereka untuk bertahan hidup. Tempat-tempat dimana mereka hidup kini berubah menjadi bangunan-bangunan, semakin mempersulit Musang untuk mencari makan dan bertahan hidup.

Musang merupakan hewan Mamalia atau hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan dan menyusui anaknya. Sistem reproduksinya dilakukan secara generatif melalui sebuah perkawinan.
Musang akan berada pada tahap siap untuk kawin di usia 1 tahun. Saat ia berada dalam kondisi ingin kawin, Musang jantan mengeluarkan bau wangi yang mirip seperti bau pandan. Aroma ini bertujuan untuk memikat dan memberi tahu Musang betina bahwa ia berada dalam kondisi siap untuk kawin.
Musang betina yang telah dibuahi oleh sang jantan melalui proses kopulasi kemudian hamil. Ciri fisik yang mudah terlihat dari Musang yang hamil adalah kelenjar susunya yang membesar dan merona merah. Setalah masa kehamilan 2 bulan, Musang siap melahirkan anak-anaknya.
Seekor Musang betina dapat melahirkan 2 sampai 5 ekor anak. Cekungan pohon atau celah-celah pada batu dipilih sebagai tempat yang aman selama melahirkan. Ukuran tubuh bayi Musang sangat kecil saat dilahirkan, dengan bobot tubuh hanya sekitar 80 gram. Bayi Musang lahir dengan mata yang masih tertutup rapat dan tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Di 11 hari setelah kelahirannya, mata anak Musang akan mulai terbuka.