Pengertian Pondasi Bangunan
Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lain diatasnya (Joseph E. Bowles, 1997).
Fungsi Pondasi Bangunan
Fungsi utama pondasi adalah untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja akibat beban struktur bangunan di atasnya ke lapisan tanah pendukung. Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga menyebabkan bervariasinya penggunaan jenis pondasi. Jika pondasi tidak dibuat benar dan sesuai perencanaan, maka ada kemungkinan bangunan akan mengalami masalah di kemudian hari.
Jenis-Jenis Pondasi Bangunan
Pondasi ada dua jenis, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Pondasi dangkal sendiri memiliki kedalaman maksimum yaitu 3 meter. Pondasi dangkal terbagi lagi menjadi beberapa macam, antara lain :
1. Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali mempunyai kekuatan yang baik dengan harga yang murah, umumnya jenis ini banyak digunakan dalam membangun rumah. Pondasi batu kali umumnya mempunyai tinggi 60 – 80 cm dengan lebar bawahnya 60 – 80 cm sedangkan atasnya 25 – 30 cm dengan bentuk trapesium. Pondasi batu kali juga dapat digantikan dengan beton, namun pastikan kualitas beton paling tidak K-250 hingga K-300.
2. Pondasi Rollag Bata
Jenis pondasi termasuk pondasi yang harganya mahal, karenanya pondasi rollag bata kini mulai ditinggalkan. Selain mahal, jenis pondasi ini juga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembuatannya dan kekuatannya juga kurang baik. Sekarang ini, pondasi rollag bata diaplikasikan untuk menahan beban yang ringan seperti teras saja.
3. Pondasi Plat Beton Lajur
Jenis pondasi plat beton lajur termasuk pondasi yang paling kuat karena seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Selain itu dibandingkan pondasi batu kali, jenis ini juga membutuhkan biaya yang lebih murah. Pondasi plat beton lajur umumnya mempunyai lebar dengan ukuran 70 cm.
4. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran juga sering disebut dengan cyclob beton, diameter beton yang digunakan sekitar 60 – 80 cm dengan kedalaman 1 – 2 meter. Kemudian cor beton akan ditambahkan ke dalamnya dan dicampur dengan batu kali serta diberi besi pada bagian atasnya. Namun pondasi sumuran tidak banyak diminati karena membutuhkan banyak adukan beton dan sloof yang berukuran besar.
5. Pondasi Bor Mini
Untuk jenis tanah yang kurang baik seperti tanah bekas rawa, pondasi bor mini adalah jenis yang cocok digunakan. Pondasi bor mini umumnya digunakan untuk rumah sederhana maupun yang bertingkat dua dengan kedalaman 2 – 5 meter.
6. Pondasi Tapak
Pondasi tapak adalah pondasi yang terbuat dari susunan beton bertulang dengan memiliki struktur yang kuat. Pondasi ini seringkali di kenal dalam kalangan masyarakat awam sebagai pondasi cakar ayam. Biasanya, pondasi tapak dipasangkan pada tanah yang memiliki sifat keras dan memiliki bangunan struktur yang tinggi.
Bentuk pondasi tapak dirancang dengan tumpuan yang terpusat pada satu titik sebagai penahan beban bangunan dengan detail melingkar atau persegi, dengan opsi lain secara bertingkat untuk menampung bobot berat dari kolom.
Pondasi dalam
Sedangkan pondasi dalam adalah pondasi yang membutuhkan pengeboran atau pemancangan dalam karena lapisan tanah yang keras berada di kedalaman cukup dalam, biasanya digunakan oleh bangunan besar, jembatan, struktur lepas pantai, dan sebagainya. Penentuan jenis pondasi yang akan digunakan dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah kedalaman tanah keras, jenis tanah pada lokasi, dan beban yang akan dipikul oleh pondasi. Berikut adalah contoh beberapa macam pondasi dalam, yaitu :
1. Pondasi Tiang Pancang
Jenis pondasi dalam tiang pancang dibuat dengan menanamkan tiang atau pondasi precast yang dipukul menggunakan hammer pada alat diesel hammer. Hammer ini akan menghentakan pondasi yang telah didirikan lebih dulu hingga kedalaman tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Pondasi Bore Pile
Jenis pondasi ini dibuat dengan melubangi tanah hingga kedalaman beberapa meter menggunakan alat berat agar dapat dilakukan dengan lancar. Setelah itu tulangan akan dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan dilanjutkan dengan pengecoran hingga mencapai permukaan tanah.
Syarat Pembuatan Pondasi Bangunan
Pembuatan pondasi tidak bisa dibuat sembarangan. Pondasi harus memenuhi syarat-syarat tertentu, diantaranya:
- Kedalaman pondasi harus memadai dan mampu menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah pondasi.
- Sistem pondasi harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah.
- Sistem pondasi harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
- Pondasi harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
- Harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan lingkungan.
- Jika kondisi tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal.
- Kalau tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang mini pile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
- Jika tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
- Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah fondasi khususnya untuk fondasi telapak dan fondasi rakit.
- Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
- Metode pemasangan harus se-ekonomis mungkin.
- Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan elemen fondasi dan elemen bangunan atas.
Pekerjaan Pengujian Pada Pondasi
Setelah pengerjaan pondasi selesai, sebaiknya dilakukan uji pondasi untuk mengetahui kondisi pondasi, khususnya untuk yang menggunakan pondasi dalam. Uji pondasi sendiri sebenarnya merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk proyek-proyek berskala besar.
Test yang dapat dilakukan untuk menguji kekuatan pondasi:
- Loading Test
Loading test merupakan pengujian pondasi dengan menggunakan beban static (asli). Tiang pondasi yang akan diuji dibebani menggunakan blok beton. Di atas tiang pondasi yang akan di test dipasang pompa hidrolik yang kemudian tersambung dengan plat baja yang menumpu blok beton.
- PDA Test
Merupakan pengujian daya dukung/ kekuatan pondasi dengan menggunakan beban dinamik. Untuk melakukan tes ini diperlukan tumbukan (beban dinamik) pada tiang). Pada tiang pancang, biasanya tes PDA dilakukan dengan menggunakan hammer pancang yang ada. Sedangkan pada tiang bor, perlu menggunakan hammer manual un tuk memberikan tumbukan pada tiang. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan gelombang, pembacaan gaya dan kecepatan gelombang itu lah yang menjadi dasar untuk menghitung kekuatan/daya dukung pondasi.
- Vibration Test
Test yang dilakukan untuk mengukur kadar vibrasi yang terjadi karena pekerjaan proyek, biasa digunakan pada proyek yang berada di tengah perkotaan, misalnya di Singapore, test ini merupakan salah satu uji yang sering dilakukan. Apabila pelaku proyek melanggar ketentuan tingkat vibrasi yang diperbolehkan oleh pemerintah, maka dapat dituntut oleh penduduk di sekitar lokasi proyek.
Referensi
- https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/pondasi/
- Bowles, Joseph E, 1993, Analisis dan Disain Pondasi, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
- Hardiyatmo, Hary Christady, 2011, Analisis dan Perancangan Fondasi II, Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.