Kalkulus adalah suatu massa adheren yang merupakan mineralisasi dari plak bakteri yang terbentuk pada permukaan gigi dan protesa di rongga mulut. Kalkulus merupakan etiologi sekunder dari penyakit periodontal. Kalkulus meningkatkan retensi dari plak dimana permukaan kalkulus dilapisi oleh plak yang tidak termineralisasi sehingga dapat meningkatkan laju formasi plak.
Selain itu, sifat porositas dari kalkulus dapat menjadi tempat untuk patogen-patogen periodontal dan mempertahankan komponen bakteri yang berbahaya seperti endotoksin.
Komposisi Kalkulus
Komposisi kalkulus secara umum terdiri dari komponen organik dan anorganik. Setidaknya duapertiga dari komponen anorganik adalah dalam struktur kristal. Bentuk kristal yang utama adalah 58% hidroksiapatit, 21% whitlockite magnesium, 12% oktakalsium fosfat dan 9% brushite.
Secara umum, setidaknya dua atau lebih dari kristal ini ditemukan dalam sampel kalkulus. Kalkulus terdiri dari 70% sampai dengan 90% bahan anorganik dan sisanya adalah komponen organik. Bahan anorganik kalkulus supragingiva diperkirakan terdiri dari 76% kalsium fosfat (Ca3(PO4)2), 3% kalsium karbonat (CaCO3), magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) dan logam lainnya. Komponen anorganik yang utama antara lain adalah 39% kalsium, 19% fosfor, 2% karbondioksida, 1% magnesium dan kandungan dalam jumlah yang sedikit dari natrium, seng, stronsium, brom, tembaga, manggan, tungsten, emas, aluminum, silikon, besi dan ftor. Bahan organik kalkulus supragingiva terdiri dari campuran kompleks protein polisakarida, sel epitel deskuamasi, leukosit dan tipe mikroorganisme yang bervariasi.
Komposisi kalkulus supragingiva dan subgingiva hampir sama, tetapi ada beberapa perbedaan dari keduanya. Perbedaan antara komponen kalkulus supragingiva dan subgingiva tidak terlalu banyak. Kalkulus supragingiva dan subgingiva mempunyai konten hidroksiapatit yang sama, tetapi pada kalkulus subgingiva komponen whitlockite magnesiumnya lebih banyak dengan komponen brushite dan oktakalsium fosfat yang lebih sedikit.
Klasifikasi Kalkulus
Berdasarkan hubungannya terhadap margin gingiva, kalkulus diklasifikasikan menjadi kalkulus supragingiva dan kalkulus subgingiva.
1. Kalkulus Supragingiva
Kalkulus supragingiva merupakan kalkulus yang terletak di bagian korona dari margin gingiva sehingga dapat terlihat secara klinis. Kalkulus supragingiva dapat dibersihkan dengan mudah dari permukaan gigi menggunakan skeler tetapi dapat terbentuk kembali dengan cepat terutama di permukaan lingual gigi anterior rahang bawah. Kalkulus supragingiva ini mempunyai konsistensi seperti tanah liat dan biasanya berwarna putih atau putih kekuningan tetapi warna ini juga dapat dipengaruhi oleh substansi seperti tembakau atau pigmen makanan. Bentuk kalkulus ini sangat tergantung pada bentuk anatomis gigi, kontur dari margin gingiva, tekanan dari lidah, bibir dan pipi. Kalkulus ini dapat terjadi pada satu gigi, sekelompok gigi atau pada seluruh gigi.
Kalkulus supragingiva terutama banyak ditemui pada permukaan bukal dari gigi molar maksila dan pada permukaan lingual dari gigi anterior mandibula. Pada kasus yang ekstrim, kalkulus dapat terbentuk seperti struktur jembatan diatas papila interdental dari gigi yang berdekatan atau bahkan menutupi permukaan
oklusal dari gigi. Kalkulus supragingiva juga dikenal sebagai kalkulus saliva karena pembentukannya dibantu oleh saliva.
Gambar Kalkulus supragingiva
2. Kalkulus Subgingiva
Kalkulus subgingiva merupakan kalkulus yang terletak di bawah puncak margin gingiva sehingga tidak dapat terlihat secara klinis. Pada keadaan dimana gingiva mengalami resesi, kalkulus subgingiva menjadi tersingkap sehingga klasifikasinya dapat mengalami perubahan menjadi kalkulus supragingiva.
Lokasi dan perluasan kalkulus subgingiva biasa dideteksi dengan menggunakan prob dan eksplorer. Kalkulus subgingiva biasanya berwarna cokelat tua atau hijau kehitaman dengan konsistensi yang lebih rapuh. Bentuk kalkulus ini biasanya rata karena adanya tekanan dari dinding poket.
Secara siginifikan, kalkulus subgingiva lebih banyak terdapat pada permukaan lingual daripada permukaan bukal. Pada permukaan lingual, gigi molar pertama mandibula memiliki kalkulus subgingiva terbanyak, sedangkan pada permukaan bukal, gigi anterior mandibula dan gigi molar maksila memiliki kalkulus subgingiva yang paling banyak. Kalkulus subgingiva juga dikenal sebagai kalkulus serum karena pembentukannya dibantu oleh transudat serum.
Kalkulus subgingiva dapat dijumpai dalam beberapa bentuk yang bervariasi antara lain adalah bentuk spikula, ledge dan cincin. Bentuk spikula merupakan bentuk kalkulus kecil dan banyak terdapat pada daerah interdental. Bentuk ledge adalah bentuk deposit yang lebih besar dan letaknya paralel dengan pertemuan sementoenamel. Sedangkan, bentuk cincin adalah kalkulus yang membentuk cincin dan mengelilingi gigi.
Gambar Kalkulus subgingiva
Proses Pembentukan Kalkulus
Kalkulus adalah plak gigi yang mengalami mineralisasi. Oleh sebab itu, proses pembentukan kalkulus di awali dengan proses pembentukan plak dimana pada awalnya terbentuk lapisan acquired pellicle yang merupakan interaksi antara bakteri dengan pelikel. Pada tahap ini, hanya bakteri yang dapat membentuk polisakarida ekstraseluler yang dapat tumbuh 24 jam pertama membentuk suatu lapisan yang tipis. Selanjutnya, terjadi proliferasi bakteri yang menyebabkan peningkatan massa plak. Pertumbuhan plak gigi ini dapat berupa pertumbuhan melalui adhesi dari bakteri yang baru atau melalui multiplikasi dari bakteri yang sudah melekat.
Mineralisasi pada plak hanya bisa terjadi apabila plak mengalami kejenuhan oleh komponen dari kalkulus seperti kalsium fosfat. Plak gigi yang lunak mengalami pengerasan karena adanya presipitasi dari garam mineral dan pengerasan ini dapat terjadi antara hari pertama dan keempat belas setelah pembentukan plak. Selain itu, plak gigi yang berkembang menjadi kalkulus akan mengalami peningkatan komponen anorganik. Proses kalsifikasi ini hanya membutuhkan waktu 4-8 jam dan dapat mencapai 50% setelah dua hari bahkan 60- 90% setelah dua belas hari.
Peran mikroorganisme dalam pembentukan kalkulus tidak selalu penting karena kalkulus dapat terbentuk pada hewan percobaan yang bebas dari mikroorganisme.