Apa saja peninggalan Arca bhairawa di Nusantara ?

Bhairawa

Bhairawa (“Mengerikan” atau “Menakutkan”), kadang disebut Bhairo atau Bhairon atau Bhairadya, adalah salah satu perwujudan Siwa dalam bentuk yang menakutkan, dihubungkan dengan tindakan pemusnahan atau pembinasaan.Dia adalah salah satu dewa terpenting di Rajasthan dan Nepal, disucikan oleh umat Hindu dan Buddha Tantrayana. Ia digambarkan berhiaskan belitan ular yang dikenakan sebagai anting, gelang, gelang kaki, dan tali kasta (yajnopavita). Ia mengenakan cawat kulit harimau dan berhiaskan rangkaian tengkorak manusia. Bhairawa memiliki seekor serigala sebagai wahana (kendaraan).

Apa saja peninggalan Arca bhairawa di Nusantara ?

Temuan arkeologi terkait dengan arca bhairawa di Indonesia antara lain adalah:

Arca Bhairawa perwujudan raja Kertanegara
Gambar Arca Bhairawa perwujudan raja Kertanegara

Arca Bhairawa perwujudan raja Kertanegara dari candi Singosari kini tersimpan di Rijksmuseum voor Volkenkunde, Leiden, Belanda. Arca Chakrachakra di candi Singosari, yaitu sebuah arca Bhairawa yang tingginya 167 cm. Arca itu duduk di atas seekor anjing atau Srigala dalam keadaan telanjang bulat dengan hiasan-hiasan tengkorak dan kepala-kepala manusia pada seluruh badannya. Atribut pada tangan arca ialah sebuah pisau besar, trisula, gendang, dan mangkok tengkorak.

Arca Bhairawa perwujudan raja Adithyawarman
Gambar Arca Bhairawa perwujudan raja Adithyawarman

Arca Bhairawa perwujudan raja Adithyawarman, pendiri kerajaan Pagaruyung di Sumatra Barat pada tahun 1347. Ditemukan di kawasan persawahan di tepi sungai di Padang Roco, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Arca ini tersimpan di Museum Nasional, Jakarta.

Arca Bhairawa ini berukuran tinggi 4,41 meter dan berat 4 ton dan terbuat dari batu andesit. Bhairawa digambarkan sebagai raksasa mengerikan sebagai perwujudan hasrat negatif, serta merupakan perwujudan Siwa sekaligus Buddha dalam aliran Tantrayana. Arca Bhairawa ini memiliki dua tangan, tangan kiri memegang mangkuk dari tengkorak manusia berisi darah manusia dan tangan kanan membawa pisau belati. Penggambaran Bhairawa membawa pisau konon untuk menunjukkan upacara ritual Matsya atau Mamsa. Membawa mangkuk itu untuk menampung darah dalam upacara meminum darah.

Arca Heruka
Gambar Arca Heruka

Arca Heruka yaitu arca Demonis yang mewujudkan tokoh pantheon Agama Buddha aliran Mahayanan, sekte bajrayana atau tantrayana. Ditemukan di candi Bahal II Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Jenis arca ini merupakan satu-satunya arca yang ditemukan di Indonesia. Penggambaran arca ini sangat sadis dengan setumpuk tengkorak dan raksasa sedang menari-nari di atas mayat. Tangan kanan diangkat ke atas sambil memegang vajra, sedangkan tangan kiri berada di depan dada sambil memegang sebuah mangkuk tempurung kepala manusia. Berdiri di atas kaki kiri yang agak ditekuk, sedangkan kaki kanan diangkat dengan telapak kaki mengarah ke paha kiri. Dari belakang kaki kanan terjuntai sampur hingga ke bawah.

Pada tahun 1950-an, di dalam bilik utama bangunan Biaro Bahal II, pernah ditemukan sebuah arca yang telah pecah berkeping-keping. Setelah berhasil direkonstruksi, ternyata obyek tersebut adalah Arca Heruka yang mempunyai ukuran tinggi 118 cm. Jenis Arca Heruka ini merupakan arca langka yang jarang ditemukan di Indonesia, baik di Jawa maupun di Sumatera. Kondisi muka sudah rusak, rambut sebagian di kepala berdiri seperti lidah api, dalam posisi menari di atas setumpuk mayat (?). Arca bertangan dua, tangan kanan di atas dalam posisi memegang vajra, tangan kiri di depan memegang tongkat (khatvangga) dan di bagian ujung dikaitkan kain yang menyerupai bendera, disandingkan di bahu kiri. Berdiri di atas kaki kiri yang ditekuk, kaki kanan diangkat dengan telapak kaki mengarah ke paha kiri.

Arca Bhairawa yang terdapat di daerah Pejeng, Bali
Gambar Arca Bhairawa yang terdapat di daerah Pejeng, Bali.

Di daerah Pejeng, Bali ditemukan sebuah arca Bhaiwara. Arca itu tingginya 360 cm dengan bentuk badannya yang besar dan tegap, berdiri di atas mayat manusia. Bentuknya yang demikian menunjukkan dewa Siwa dalam keadaan marah (krodha). Arca di tempatkan pada satu bangunan yang disebut Pelinggih Bhatara Siwa Bhairawa. Bentuk arca itu serupa dengan arca Bhairawa di Singasari. Kemungkinan besar bahwa latihan-latihan Tantrayana dilakukan pula pada masa pemerintahan pegawai-pegawai kerajaan Singasari di Bali. Arca Bhairawa yang terdapat di daerah Pejeng itu disimpan di daerah Pura Kebo Edan.