Adapun ciri-ciri rumah tangga tidak bahagia atau tidak harmonis antara lain yaitu:
1. Sering terjadi perdebatan
Di awal kehidupan berumah tangga perdebatan yang dilakukan oleh sepasang suami-istri bisa dikatakan wajar karena satu sama lain masih berusaha memahami karakter masing-masing. Namun, bila setelah sekian lama hidup bersama tetapi masih belum bisa menemukan titik temu, bagaimana mengatasi percekcokan yang sering terjadi, maka perlu diwaspadai dan berhati-hati, bisa jadi selama ini hubungan dengan anggota keluarga memang tidak harmonis serta bahagia.
2. Komunikasi berkurang
Komunikasi yang baik bertujuan untuk menyamakan persepsi serta cara paling ampuh untuk menghindari kesalahpahaman. Oleh karena itu, sesama anggota keluarga perlu mengevaluasi kembali bagaimana komunikasi selama ini berlangsung. Jika komunikasi tiba-tiba berkurang, maka jangan dibiarkan berlarut-larut, sehingga membahayakan keutuhan dan keharmonisan keluarga.
3. Saling berbohong
Kejujuran adalah hal terpenting dalam kehidupan berumah tangga, namun apabila masing-masing pasangan sudah tidak lagi bisa saling memercayai dan cenderung lebih suka berbohong, maka sesama anggota keluarga harus segera mengatasinya jika masih ingin mempertahankan keharmonisan dan kebahagiaan keluarganya.
4. Tidak memiliki waktu baik untuk keluarga maupun pasangan
Anggota keluarga sudah tidak lagi merasa nyaman berada di rumah, sehingga lebih suka menghabiskan waktu di tempat kerja atau keluar bersama teman-teman atau di lingkungan luar. Akibatnya, sering tidak memiliki waktu, baik untuk anak-anak maupun untuk pasangannya.
5. Hilangnya keakraban
Di dalam keluarga tidak hanya terdiri dari suami dan istri, tetapi juga melibatkan anak-anak, orang tua dan sanak saudara yang lain. Ketika tidak ada lagi keakraban di antara anggota keluarga, maka hal ini bisa menjadi indikasi bahwa rumah tangga tersebut sedang bermasalah dan tidak harmonis.
6. Mengonsumsi zat-zat berbahaya
Rumah tangga tidak bahagia penuh dengan tekanan. Tidak jarang mereka yang terlibat di dalamnya berusaha melarikan diri dari permasalah yang sedang dihadapi dengan cara mengonsumsi zat-zat berbahaya, seperti alkohol atau narkoba, agar dapat melupakan sejenak permasalahan hidup yang sedang dihadapi.